Selasa 07 Oct 2014 16:00 WIB

Polda Tangani Tambang Longsor

Red:

PONTIANAK — Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar) mengambil alih penanganan kasus longsor di pertambangan emas tanpa izin (peti) yang menyebabkan 18 tewas di Monterado, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (4/10). Pemilik mesin dompeng (pompa untuk penambangan emas) dan pemilik tanah yang longsor telah diketahui.

"Sebelumnya, kasus itu ditangani Polres Bengkayang dan Polresta Singkawang," kata Direktur Binmas Polda Kalbar, Kombes (Pol) Suhadi SW, di Pontianak, Senin (6/10). Suhadi menjelaskan bahwa Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistianto beserta Direktur Reserse Khusus Kombes Widodo dan Direktur Reserse Umum Kombes Hari Sudwidjanto akan meninjau langsung ke lokasi.

"Saat ini sudah diketahui pemilik mesin dompeng atas nama Suwarni alias Pak Tole, yakni warga Desa Goa Boma, Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang. Sedangkan, pemilik tanah atas nama Jaliman warga Desa Sagatani, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang," ujar Suhadi memaparkan.

Karyawan dari pemilik dompeng Pak Tole yang meninggal sebanyak dua orang, sedangkan sisanya merupakan masyarakat setempat yang bekerja sebagai pendulang. Cara masyarakat mendulang emas dengan mencangkul tanah yang mengandung emas, kemudian tanah tersebut didulang di air dengan cara diayak.

Berdasarkan pengakuan beberapa tokoh masyarakat, lokasi kejadian bukanlah masuk wilayah Desa Goa Boma, tetapi masuk Desa Sagatani, Singkawang Selatan. Sebelumnya, Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistianto menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait penyebab 18 orang tewas di Monterado.

Sedikitnya, 18 orang warga tewas tertimbun akibat tambang emas yang diduga ilegal itu runtuh saat menggali emas di Gua Boma, Sabtu. Diduga, penambangan emas tersebut dilakukan tanpa izin.

Para korban sebagian besar merupakan laki-laki, yakni sebanyak 16 orang dan dua lainnya berjenis kelamin perempuan.

Ke-18 orang korban tewas tersebut, yaitu Okta, Riski, dan Ono dari Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Pontianak; Ayub dari Kabupaten Sekdau; Pepen dan Markus dari Kecamatan Capkala; Ipeng, Rio, Mak inah, Muri, Utuk, Azis, Joni, Dedeng, Agus, anak Joni, Imus, dan Long dari Kecamatan Goa Boma, Kabupaten Bengkayang.

"Korban tewas, sekitar pukul 18.45 WIB baru berhasil ditemukan dan dievakuasi. antara ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement