Titiek Puspa selaku pemilik asrama menampilkan beberapa lagu yang penuh akan sejarah, cinta, dan kemanusiaan. Eyang Titiek juga menyanyikan lagu "Bing" dan "Kupu-Kupu Malam". Keduanya merupakan lagu yang didalamnya bercerita tentang konflik kehidupan sosial dan persahabatan.
"Ini semua dipersembahkan untuk menyampaikan rasa prihatin kepada bangsa Indonesia dan mengajak seluruh masyarakat untuk membangkitkan semangat berbudaya Indonesia dan rasa nasionalisme yang tebal sehingga anak-anak merasa bangga menjadi anak Indonesia," ujar Eyang Titiek yang masih tampil energik di usianya yang senja.
Foto:dok Galeri Indonesia kaya
Penggagas drama musikal ini, yaitu Titiek Puspa yang merupakan tokoh legendaris dalam perkembangan musik dan seni Indonesia juga sekaligus seorang wanita pemerhati budaya. Membangkitkan dan menumbuhkembangkan semangat berbudaya Indonesia sejak dini merupakan impiannya sejak lama.
Lebih dari lima dekade karyanya menghiasi belantika musik Tanah Air. Kecintaanya pada seni dan budaya Indonesia menjadi semangatnya untuk terus berkarya demi melestarikan pusaka negeri ini bagi generasi penerus pada masa yang akan datang.
"Banyaknya anak yang mendengarkan lagu orang dewasa menjadi ironi tersendiri bagi kecerian masa kecil generasi muda saat ini," kata Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Saat ini, sulit untuk menemukan lagu anak-anak seperti zaman kita dahulu. Dengan kehadiran Titiek Puspa yang menginginkan agar setiap anak di Indonesia memiliki lagu untuk dikonsumsi sesuai umurnya, terbentuknya Duta Cinta.
"Duta Cinta tentunya menjadi wujud dari proses terciptanya tujuan tersebut. Pertunjukan yang mengedukasi anak-anak untuk melestarikan seni dan budayanya serta menghibur ini harus kita apresiasi," ujarnya. Pantaslah kalau kita sebut pertunjukan ini merupakan persembahan seorang diva musik Indonesia, Titiek Puspa. rep:c85 ed: dewi mardiani
Ikuti Whatsapp Channel Republika
