Senin 06 Oct 2014 14:00 WIB

Menghargai Perbedaan di Lasem

Red:

Lasem sekarang merupakan ibu kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Rembang, sekitar 110 kilometer di timur Semarang. Di sebelah timur Lasem menjulang Gunung Argopuro Lasem, di selatan banyak tumbuh hutan jati dan persawahan, di sebelah barat banyak terdapat tambak garam, dan di utara berbatasan dengan Laut Jawa.

Seperti dikutip dari catatan "Lasem Creative Heritage Society" (Pop), "Di abad ke-15 Lasem sebagai kota pelabuhan di pantai utara Jawa menjadi salah satu tempat perdagangan antarpulau dan antarnegara."

Kondisi ini menjadikan Lasem sebagai tempat persinggahan saudagar-saudagar Islam dari Persia sekaligus tempat dakwah Islam di utara Jawa. Tahun 1495 Sunan Bonang, salah satu Wali Songo, menjadi tokoh penyebaran Islam di Lasem sampai beliau wafat dan dimakamkan di Desa Bonang Lasem.

Tahun 1588 Tejokusuma I mendirikan masjid di sebelah barat alun-alun Lasem dan sampai sekarang masih menjadi Masjid Lasem. Menurut catatan N.J. Krom, perkampungan Tionghoa sudah ada sejak abad ke-13.

Mereka datang ke Jawa sebagai pedagang dan berangsur-angsur mendirikan perkampungan. Sejak itu, orang Tionghoa berbaur dengan orang Jawa yang juga menyebarkan ajaran Islam.

Masa modern ini Lasem dikenal sebagai kota tua bernuansa Tionghoa. Pengaruh kebudayaan Tionghoa yang berakulturasi dengan kebudayaan Jawa dan santri terasa mendominasi dalam banyak segi kehidupan kota. Di Lasem, kita bisa belajar tentang "Bhineka Tunggal Ika". rep:c85 ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement