Sabtu 04 Oct 2014 14:30 WIB

Dialog Hong Kong Buntu

Red: operator

HONG KONG --Dialog antara perwakilan demonstran dan perwakilan otoritas Hong Kong berakhir pada kebuntuan. Demonstran bersikukuh menginginkan Kepala Eksekutif Leung Chun-ying mundur dari jabat annya. Namun, Leung juga menegaskan, dia akan terus melanjutkan tugasnya sekaligus menantang demonstran untuk mengurangi tuntutannya.

Usai dialog yang terjadi pada Jumat (3/10), Leung tetap menolak tunduk terhadap ultimatum dari para pengunjuk rasa yang menginginkannya untuk mengundurkan diri. Pernyataan Leung hampir senada dengan pernyataan yang dibuatnya kepada wartawan beberapa menit sebelum ultimatum demonstran berakhir pada Kamis (2/10) tengah malam.

"Saya tidak akan mengundurkan diri. Saya harus melanjutkan pekerjaan untuk pemilu," kata Leung seperti dikutip BBC, Jumat (3/10). Surat kabar resmi Pemerintah Cina, the People's Daily edisi Jumat (3/10) menuliskan, "Dalam beberapa hari berturut-turut, beberapa orang telah membuat masalah di Hong Kong, menghasut masyarakat atas nama mencari

hak pilih universal nyata'."

Harian tersebut menambahkan, tindakan protes di Hong Kong telah melanggar Undang-Undang Dasar Cina dan Undang-Undang Hong Kong.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor Leung di pusat Kota Hong Kong. Namun, mereka kecewa saat Leung memutuskan untuk tak mundur. Akhirnya, sebagian demonstran memutuskan pulang ke rumah menjelang matahari terbit lantaran mereka berencana kembali bekerja. Sementara, sekitar 100 polisi terus berjaga di gedung pusat pemerintahan Hong Kong.

Sejumlah pengunjuk rasa menduga, pemerintah tengah berupaya mengulur waktu untuk menjawab tuntutan demonstran. Mereka mengklaim pemerintah sesungguhnya tengah menunggu demonstrasi surut.

"Pemerintah sudah memiliki jawaban. Mereka tak akan membiarkan kita memiliki hak pilih universal yang nyata," kata salah seorang demonstran, Isaac Chan.

Kelompok mahasiswa memang menyambut baik tawaran pembicaraan dengan pemerintah, tapi mereka mendesak pengikutnya tetap melakukan aksi untuk menjaga tekanan dari pemerintah.

Ekonom ANZ mengatakan, protes Hong Kong sejauh ini telah membawa dampak buruk pada industri perdagangan dan pasar modal.Indeks saham acuan Hong Kong, Hang Sheng, merosot 7,3 persen sepanjang September.Sebagian merupakan akibat dari ketidakpastian seputar protes. Pada Jumat pagi, saham kembali turun satu persen.Protes Hong Kong memicu kekhawatiran sejumlah bank dan perusahaan keuangan.

Dengan fakta masih banyaknya demonstran yang berkumpul di sekitar gedung pemerintahan, polisi pun memperingatkan konsekuensi serius apabila pendemo mencoba memblokade atau menduduki gedung pemerintah yang ada.

Sebelum dialog, para demonstran pro demokrasi sempat terlibat bentrok dengan polisi di luar kompleks kantor pemerintahan, Jumat (3/10) pagi. Channel News Asia melaporkan, meski sebagian besar demonstran telah pulang pada pagi hari, lebih dari 100 demonstran masih berjaga di luar kompleks pemerintahan.

Demonstran skeptis hasil diskusi dengan perwakilan pemerintahan Hong Kong bisa meredakan ketegangan. Hampir bersamaan dengan dialog antara demonstran dan otoritas Hong Kong, pada Jumat pagi Cina menegaskan kembali sikap kerasnya terkait pemilihan umum untuk pemimpin Hong Kong 2017 mendatang. Cina mengatakan, tak ada ruang untuk membuat konsesi pada prinsip-prinsip yang penting.

Gelombang demonstran yang terjadi di pusat pemerintahan Hong Kong melibatkan puluhan ribu orang. Mereka turun ke jalan-jalan Hong Kong dalam sepekan terakhir guna menuntut pelaksanaan demokrasi penuh, termasuk sistem pemilihan bebas pada pemilu 2017 mendatang. Cina selama ini menerapkan prinsip "satu negara, dua sistem" terhadap Hong Kong. rep:Gita Amanda, Lida Puspaningtyas ed:eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement