Jumat 03 Oct 2014 06:26 WIB

Shahnaz Haque Cegah Kanker Ovarium dengan Pola Hidup Sehat

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Indira Rezkisari
Shahnaz Haque (kanan)
Foto: Antara
Shahnaz Haque (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, Artis dan pembawa acara Shahnaz Haque (41) pernah didiagnosis dokter terkena kanker ovarium Pada tahun 1998. Setahun kemudian, Shahnaz pun menjalani operasi.

Dengan statusnya sebagai survivor kanker ovarium, istri drummer Gilang Ramadhan ini sangat menjaga pola makannya. "Di rumah saya masak langsung, jarang beli,'' kata Shahnaz seusai acara workshop bertema “Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Rahim/Serviks” yang diselenggarakan Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang berlangsung di ruang Teratai Balai Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), Kamis (2/10).

Menurut Shahnaz, kanker ovarium yang dialaminya karena ada faktor keturunan. Sebab, dari keluarganya atau sang suami memang ada beberapa anggota yang mempunyai riawayat kanker.

Usai menjalani operasi, otomatis wanita kelahiran Jakarta, 1 September 1972 ini hanya memiliki satu ovarium. Padahal, dua tahun pasca operasi ia menikah dengan Gilang. Saat itu, diakui Shahnaz yang ia takutkan bukanlah tidak bisa mempunyai anak tetapi justru bagaimana jika nanti dirinya meninggal.

''Wanita dengan satu ovarium kan masih bisa hamil asalkan bisa menghasilkan telur. Tapi justru karena di keluarga itu kebanyakan meninggal karena kanker jadi itu yang saya takutkan,'' tutur Shahnaz berkisah.

Saat ini, diibaratkan Shahnaz, kanker ovarium yang ia alami dibuat 'tidur'. Jika ada katalisator barulah sel kanker itu bisa 'hidup' kembali.

Maka dari itu, adik Marisa Haque ini harus menjaga pola makan dengan ketat dan tetap rutin berolahraga. Lalu, setiap satu tahun sekali ibu tiga anak ini melakukan pemeriksaan setiap tanggal 1 September.

Ia mengungkapkan kebanyakan perempuan yang saat terdeteksi positif malah pergi ke pengobatan alternatif karena takut operasi. Meski demikian, dikatakan Shahnaz, bukan berarti ia anti terhadap pengobatan alternatif.

''Pengobatan yang bukan kimia kan perlu waktu yang lebih lama sedangkan kalau kita kena kanker ibaratnya kita berpacu sama waktu. Kalau takut dioperasi karena masalah biaya, justru biaya di belakang itu lebih mahal lho,'' tutup Shanaz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement