Rabu 01 Oct 2014 16:00 WIB

Ketua MUI Bantu Jamaah Papua yang Tersasar

Red:

MAKKAH -- Dua anggota jamaah calon haji (calhaj) asal Papua yang tersasar akhirnya berhasil dipertemukan kembali dengan rombongannya, antara lain berkat bantuan Wakil Ketua Amirul Haj Indonesia yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. Kedua anggota jamaah itu mengaku sebagai imam masjid dari dua desa yang berbeda di Kabupaten Kaimana, Papua.

Dawan dan Zamani kemudian dijemput di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Ahad (28/9) malam, oleh pihak biro perjalanan yang memberangkatkan mereka. Kedua anggota jamaah tersebut semula diantar oleh petugas haji pada Sabtu (27/9) malam ke Kantor Daker Makkah. Keduanya terpisah dari rombongan ketika sedang tawaf di Masjidil Haram.

''Baru beberapa putaran tawaf, kami bertiga lepas dari rombongan namun kemudian kami tinggal berdua,'' kata Dawan.

Pria berusia 56 tahun itu mengatakan, seusai tawaf, keduanya kembali terpisah sehingga berjalan sendiri-sendiri. Dawan menyelesaikan sa'i-nya, sementara Zamani (58), yang merupakan penduduk asli Papua, berupaya mencari kawannya.

Beruntung Dawan bertemu seorang petugas. Sayangnya, dia tidak memegang identitas sama sekali sehingga diantar ke kantor Daker. Namun, tiba-tiba Zamani muncul sehingga mereka berdua diantar ke kantor Daker, Sabtu malam.

Mereka bercerita, ada lima orang yang berangkat dari Kaimana dan diberangkatkan oleh Ahmad Nasrow, tokoh masyarakat di Kaimana. Kemudian saat di Jakarta, jumlah rombongan menjadi 23 orang. Beruntung, Ahmad Nasrow dikenal oleh Din Syamsuddin yang baru sehari tiba di Makkah.

Setelah ditelusuri oleh Din, akhirnya diketahuilah biro perjalanan yang memberangkatkan dan siapa yang mengurus mereka selama di Makkah, lengkap dengan nomor kontaknya. "Biro perjalanan itu memberangkatkan 23 jamaah haji dan 5 di antaranya berasal dari Kaimana," kata Din.

Kedua jamaah itu mengaku tidak membayar sama sekali. Menurut Juned, pihak yang mengurus mereka selama di Makkah, tiket untuk kepulangan kedua jamaah itu pun sudah disiapkan.

Dawan sudah meminta identitas sebelum melakukan umrah wajib ke Masjidil Haram. Namun, ia mengaku, petugas yang mengurusi mereka tidak memberikan.  antara ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement