Selasa 30 Sep 2014 09:00 WIB

Belajar Disiplin dari Korea

Maskot Asian Games 2014 di incheon, Korea Selatan.
Foto: www.chinadaily.com.cn
Maskot Asian Games 2014 di incheon, Korea Selatan.

Oleh: Reja Irfa Widodo

dari Incheon, Korea Selatan

Demi memudahkan tugas perwarta di Asian Games 2014 Incheon, pihak panitia penyelenggara (IAGOC) memberikan layanan shuttle bus dari venue pertandingan ke media center. Terkadang pelajaran atau hikmah bisa didapat dari mana saja dan dari siapa saja, termasuk dari para pengemudi shuttle bus tersebut.

Satu hal yang saya pelajari dari mereka adalah bagaimana cara mereka menghargai waktu. Disiplin dalam segala hal, termasuk displin waktu, memang menjadi salah satu sikap khas orang-orang Asia Timur, tidak terkecuali dari orang-orang Korea Selatan.

Para pengemudi shuttle bus itu tidak akan membawa bus itu berangkat jika waktunya tidak benar-benar tepat dengan jadwal yang telah ditentukan. Meski bus, yang berkapasitas 22 tempat duduk itu, telah nyaris terisi penuh, tapi pengemudi itu tidak akan menjalankan tugasnya sebelum waktu keberangkatan walau hanya kurang satu menit.

Pun saat bus itu hanya berisi dua atau bahkan satu penumpang, pengemudi bus itu tidak akan menunggu penumpang yang lain dan tetap akan berangkat begitu jam menunjukkan waktu keberangkatan. Perpaduan sikap disiplin dan ketaatan terhadap peraturan serta kesepakatan seolah sudah mendarah daging pada orang-orang di semenanjung Korea tersebut.

Saat mencoba merasakan moda transportasi paling terkenal dari Korea Selatan, subway atau kereta bawah tanah, saya juga mendapati hal serupa. Dengan kesadaran tinggi, para penumpang yang akan naik bakal menunggu penumpang yang ingin turun lebih dulu. Kondisi ini jauh berbeda dengan yang biasa ditemui di tanah air.

Selain itu, sikap para penumpang juga tidak asal-asalan. Para penumpang yang lebih muda tidak akan seenaknya menduduki tempat untuk para manula, orang hamil, dan difabel. Posisi bangku-bangku khusus itu juga mirip dengan posisi yang disediakan di commuter line di Jakarta, yaitu berada di ujung gerbong.

Sempat saat saya berada di subway tersebut, tiga orang anak sekolah menengah atas ikut naik kereta itu. Pada saat itu, suasananya memang ramai, hampir semua bangku sudah terduduki, kecuali bangku yang tepat berada di ujung gerbong. Namun dengan tenang, mereka malah memilih berdiri tidak jauh dari tempat itu dan tetap melanjutkan obrolan mereka.

Mereka bersekolah di Jakjeon High School. Salah satunya bernama Jeon Min Je (18 tahun). Dari ketiga anak itu, dia memang yang lebih fasih berbahasa Inggris.

Ketika ditanya mengapa tidak duduk di bangku yang kosong, remaja gemuk dengan muka penuh jerawat itu menunjuk tanda yang tertera di atas tempat duduk itu dan berkata. ''Tidak, Tidak boleh,'' ujar dia sembari tersenyum.

Kesadaran akan rasa disiplin yang tinggi kemudian ditambah ketaatan terhadap aturan yang sudah dibuat bisa jadi membuat Korea Selatan dianggap sebagai salah satu negara maju. Dari rasa disiplin yang tinggi akan menghasilkan ketertiban, dan kemudian ketertiban akan membuat segalanya berjalan sesuai rencana. Dari situ akan timbul kenyaman bagi orang-orang yang menjalaninya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement