Ahad 28 Sep 2014 14:30 WIB
Kabar dari Incheon

Menjaga Tradisi Kuliner Korea Selatan

Red: operator

Oleh: Reja Irfa Widodo(Incheon, Korea Selatan) -Pagelaran Asian Games ke-17 Incheon, Korea Selatan, tentunya tidak hanya berisi soal kompetisi olahraga antara negara peserta. Multievent olahraga terbesar di Asia tersebut juga dimanfaatkan panitia penyelenggara (IAGOC) untuk memperkenalkan budaya dan tradisi kuliner Korea Selatan ke mata dunia.

Hal ini terlihat di dua tenda besar yang didirikan di samping Asiad Main Stadium. Di dua tenda itulah digelar Asian Food Festival. Pada tenda pertama, pengunjung disuguhi berbagai hidangan andalan dari 10 negara Asia, yaitu Vietnam, Sri Lanka, Jepang, Iran, India, Cina, sampai Indonesia. Di stan Indonesia terdapat menu andalan Indonesia, mulai dari ayam betutu hingga nasi rendang.

Festival yang digelar selama penyelenggaraan Asian Games ke-17 itu juga menghadirkan tenda khusus yang menyediakan berbagai informasi tentang tradisi dan budaya kuliner di Korea Selatan. Dimulai dari ba gaimana etika makan dan jenis makanan yang disantap biksu-biksu Buddha di Korea. Kemudian, ada pula pro ses pembuatan sejumlah makan an dan minuman tradisional Korea.

Bahkan, terdapat pula informasi mengenai pengaturan meja makan di setiap acara-acara khusus, seperti acara perkawinan hingga jamuan kenegaraan presiden Korea Selatan.

Na mun, semua informasi ini ternyata tidak hanya ditujukan untuk wisatawan asing, tetapi juga menjadi cara buat IAGOC ikut melestarikan dan memperkenalkan budaya kuliner kepada generasi muda Korea.

Ketika saya menyempatkan diri mendatangi lokasi festival tersebut, terdapat rombongan anak berusia lima hingga 10 tahun. Mereka datang dari berbagai sekolah taman kanakkanak. Dengan dipandu gurunya, mereka diberi penjelasan mulai dari cara membuat makanan hingga penjelasan singkat soal alat-alat yang digunakan untuk membuat jenis makanan tertentu.

Inilah yang dilakukan Jo Eunyeong, salah satu guru taman kanakkanak dari Seoul. Perempuan paruh baya itu dengan sabar menjelaskan proses ddaemae chigi, yaitu proses pembuatan adonan sejenis kue kecil khas Korea.

Kemudian, pada seksi penjelasan soal tradisi kuliner Korea pada masa lalu, Eun-yeong dengan telaten menjelaskan dan mempraktikkan sebuah alat bantu berbentuk lingkaran. Alat tersebut bisa diputar dan berguna untuk menghaluskan kacang tanah.

Alat-alat ini tentu sudah tidak ditemukan dan digunakan lagi di sebagian besar rumah tangga di Korea Selatan. Anak-anak itu pun begitu antusias dengan penjelasan gurunya itu dan terus menunjuk bagian tertentu dari alat tersebut kepada Yeong.

Sayangnya, saya tidak bisa bertanya lebih lanjut kepada Yeong karena dia tidak bisa berbahasa Inggris. Tetapi, dia te tap berusaha menunjukkan kera mah an khas Korea. Dia pun meminta anak-anak muridnya yang sempat ke heranan menyapa saya.

"Annyeonghaseyo," ujar mereka sembari sedikit membungkuk secara bersama-sama.IAGOC agaknya cukup berhasil memanfaatkan Asian Games ke-17 ini untuk bisa ikut melestarikan dan menjaga tradisi kuliner Korea. Harapannya, tradisi dan budaya panjang Korea, terutama dalam hal makanan yang terentang sejak Dinasti Chosun berkuasa pada 1392, bisa tetap terjaga dan lestari.   

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement