Sabtu 27 Sep 2014 13:45 WIB

Kulminasi Atas Matahari

Red: operator

Terang dan panas Matahari mempunyai fungsi dan makna yang luas bagi kehidupan penghuni planet Bumi. Panas Matahari berkaitan dengan daya yang dipancarkan bola gas pijar Matahari sekitar 1.026 watt.

Energi Matahari diperlukan untuk membangun biosfer planet Bumi dan berlangsungnya kehidupan makhluk cerdas, manusia di planet Bumi. Bagaimana masa depan daya Matahari dan Matahari sebagai bintang?Apakah Matahari akan abadi seperti sekarang? Kalau berubah bagaimana bentuk perubahannya dan kapan mulai berubah? Terang Matahari menciptakan bayang?bayang benda. Selain itu, orientasi sumbu rotasi, dan rotasi Bumi melahirkan dinamika perubahan panjang dan arah bayang?bayang benda pada permukaan Bumi.

Apa manfaatnya bagi makhluk cerdas manusia? Demikian juga bayang? bayang Bumi secara keseluruhan? Bila seluruh Bulan memasuki kawasan umbra Bumi, maka akan berlangsung gerhana Bulan total (GBT) seperti yang akan terjadi pada 8 Oktober 2014. Gerhana itu bisa disaksikan di wilayah Indonesia pada sore hari, Bulan terbit di horizon timur sudah gerhana.

GBT 8 Oktober 2014 dimulai pada pukul 17.25 WIB, pertengahan GBT pukul 17.55 WIB, kemudian momen GBT berakhir pukul 18.24 WIB. Bulan meninggalkan umbra Bumi pukul 19.34 WIB dan Bulan meninggalkan kawasan penumbra pukul 20.34 WIB. Jadi, momen GBT berlangsung 59 menit.

Bayang?bayang Matahari menarik perhatian manusia sejak ribuan tahun.Salah satu pemanfaatannya un tuk menentukan arah dan jarak dua tem pat di permukaan Bumi. Eratos the nes (?276 SM hingga ?195 SM), lebih dari 2.200 tahun silam menentukan radius Bumi dengan memanfaatkan ba yang?bayang ben da oleh Matahari.

Pengetahuan tentang Bumi berben- tuk bola diperoleh dari citra umbra Bumi ketika gerhana Bulan berlangsung.Radius Bumi ditentukan dengan mengamati bayang?bayang ben da oleh Matahari di dua kota, Aswan dan Alexandria.

Walaupun permukaan Bumi 70 persen lebih terdapat cekungan tempat menyimpan air laut, dan sekitar 30 persen daratan bergunung dan berlembah, secara umum Bumi dari kejauhan berben- tuk bola. Bola Bumi mempunyai radius 6.378 km. Daerah khatulistiwa mempunyai kawasan yang amat panjang, yaitu sekitar 40 ribu km.

Negara?ne gara yang dilewati khatulistiwa, di kawasan Afrika, yaitu Somalia, Kenya, Uganda, Zaire, Gabon.Dan benua Amerika, yaitu Ekuador, Kolombia, dan Bra sil. Sedangkan, Asia Tenggara adalah Indonesia.

Provinsi di Indonesia yang berada di khatulistiwa, antara lain, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kaliman tan Barat (kota Pontianak), Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara (pulau Halmahera, Kota Weda). Jadi, sebenarnya kawasan khatulistiwa cukup banyak, sukar mengklaim bahwa kita satu?satunya negara di khatu listiwa. Tapi, Indonesia merupakan satu?satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang berada di khatulistiwa.

Setiap tahun ada dua kali momen Matahari di arah ekuinok, yaitu sekitar 21 Maret (20?22 Maret) di arah vernal ekuinok musim semi dan 23 September (22?24 September) di arah ekuinok musim gugur. Pada saat itu posisi terbit Matahari di arah titik timur dan posisi terbenam Matahari di arah titik barat.

Pada 2014, di tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak, fenomena Matahari berkulminasi atas pada 21 Maret 2014 pukul 11.50 WIB dan 23 September 2014 pukul 11.35 WIB. Momen Matahari di zenith Kota Pontianak juga bisa untuk menen- tukan jarak kota?kota lain ke Kota Ponti anak. Fenomena ini bisa untuk pendidikan dengan memanfaatkan bayang? bayang benda oleh Matahari.

Kajian bayang?bayang benda di permukaan Bumi oleh Matahari bisa diperluas untuk menentukan tinggi gunung atau pohon. Di Bulan, bayang?bayang pinggiran kawah di Bulan juga bisa untuk menentukan kedalaman kawah Bulan. Dalam perspektif astronomi dan Alquran, pemanfaatan bayang?bayang benda/tongkat istiwa oleh Matahari merupakan indikator waktu shalat.

Terbit terbenam Matahari, kulminasi atas Matahari merupakan fenomena keseharian di Indonesia. Kulminasi atas Matahari di atas candi Borobudur, di atas Gunung Padang, di khatulistiwa, dan tempat lainnya perlu dicari mak- nanya bagi generasi terdahulu dan sekarang. Usaha untuk memikirkan garis khatulistiwa, fenomena dan po tensinya, merupakan bentuk kegiatan kepariwisataan edukatif atas fenomena Matahari di atas zenith Pontianak.

MOEDJI RAHARTO

Peneliti di Observatorium Bosscha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement