Jumat 26 Sep 2014 10:23 WIB

Atlet Qatar Rela Kena WO demi Tegakkan Ajaran Islam

Rep: Satria Kartika Yudha/Israr Itah/ Red: Didi Purwadi
Tim basket putri Qatar mundur dari pertandingan pertama di Asian Games melawan Mongolia, Rabu (24/9) karena sejumlah pemainnya diminta melepaskan jilbab.
Foto: Kim Kyung-min/Reuters
Tim basket putri Qatar mundur dari pertandingan pertama di Asian Games melawan Mongolia, Rabu (24/9) karena sejumlah pemainnya diminta melepaskan jilbab.

REPUBLIKA.CO.ID, INCHEON -- “Kami tidak akan menghadiri pertandingan apapun di Asian Games selama ofisial pertandingan tidak mengubah keputusan untuk memperbolehkan memakai jilbab.”

Demikian ditegaskan pebasket putri Qatar, Amal Mohamed, seperti dilansir BBC, Kamis (25/9), mengenai keputusan timnya menarik keikutsertaan dari cabang olah raga bola basket Asian Games 2014. Ini dilakukan sebagai bentuk protes karena para pebasket putri Qatar diminta melepas jilbab saat akan bertanding.

Sore itu, Rabu (24/9), sebanyak 11 pebasket putri Qatar memasuki arena pertandingan di Hwaseong Sports Complex untuk menjalani laga perdana fase grup melawan Mongolia. Lima diantara mereka berhijab.

Alangkah terkejutnya mereka karena panitia pertandingan meminta agar lima pemain Qatar melepas jilbabnya. Jika tidak, kelima pemain itu dilarang beraksi di arena pertandingan. “Sebelumnya kami dapat informasi bahwa kami boleh bertanding meskipun menggunakan jilbab,” ungkap Amal.

Karena memakai jilbab merupakan perintah agama Islam bagi kaum hawa, maka mereka pun tidak mengindahkan perintah panitia pertandingan. Tim putri Qatar akhirnya kompak tidak menjalani pertandingan meskipun ada enam pemainnya yang tidak memakai jilbab.

Qatar akhirnya dinyatakan kalah WO karena hingga sepuluh menit dari jadwal pertandingan pada pukul 16.15 waktu setempat, tak juga mau menjalani pertandingan melawan Mongolia.

Awalnya, Qatar masih berharap mendapat persetujuan bermain menggunakan hijab. Namun hingga laga kedua melawan Kazakstan, Kamis (25/9), belum ada tanda-tanda panitia melunak. Qatar pun lagi-lagi dinyatakan kalah WO.

"Pemain Qatar menolak untuk melepaskan hijab," kata juru bicara Incheon Asian Games Organizing Committee (IAGOC), Anna Jihyun You, kepada AP.

Aturan cabang olahraga di Asian Games mengikuti federasi internasional. Banyak yang memperbolehkan atlet mengenakan hijab di antaranya bulu tangkis, menembak, sepak bola, dayung dan  lainnnya. Bahkan, tim dayung putri yang turun di nomor Quadruple Sculls, empat-empatnya memakai jilbab. Dan mereka sukses meraih perunggu.

Nah, khusus bola basket, karena FIBA belum mencabut regulasi bahwa setiap pemain dilarang memakai penutup kepala atau aksesoris rambut, maka Asian Games 2014 pun mengikutinya.

Awal bulan ini, Central Board FIBA mengatakan tengah meluncurkan fase uji coba selama dua tahun yang mengizinkan pemain mengenakan penutup kepala. Namun, FIBA mengklarifikasi pernyataan itu dengan menyatakan bahwa Central Board hanya mengizinkan pengecualian diperbolehkannya pemain menggunakan penutup kepala pada level nasional. Sementara, Asian Games merupakan event internasional.

Untuk bisa mendapatkan pengecualian dalam turnamen domestik, federasi basket suatu negara mesti memberitahukan kepada FIBA bahwa mereka mengizinkan pemain tampil dengan penutup kepala. Selain itu, harus ada laporan dua kali dalam setahun mengenai turnamen atau kompetisi itu.

FIBA akan mengevaluasi aturan itu kembali tahun depan dan menentukan apakah mengizinkan penutup kepala pada beberapa kompetisi internasional mulai musim panas mendatang. Evaluasi sepenuhnya akan berlangsung pada 2016 untuk kemudian diputuskan apakah aturan ini menjadi permanen setelah Olimpiade 2016.

Salah satu ofisial olahraga Qatar, Ahlam Salem M. Al-Mana, mengatakan keputusan mundur menjadi pesan bagi FIBA agar mengikuti federasi olahraga lainnya yang tidak kaku. Ia mengatakan FIBA belum siap dibandingkan federasi olahraga internasional lainnya yang memperbolehkan atletnya mengenakan hijab.

"Kami harus mengambil langkah ini,” kata dia. "Biarkan asosiasi internasional (FIBA) menerima kami. Kami di sini untuk mendesak asosiasi internasional bahwa tim Muslim siap bersaing di semua kompetisi. Kami tahu mengenai larangan hijab, tapi kami harus berada di sini.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement