Kamis 25 Sep 2014 13:00 WIB

Likuiditas Bank Masih Tinggi

Red:

JAKARTA — Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan per Juli mencapai 92,19 persen. Angka tersebut berada dalam batas atas kisaran yang ditentukan Bank Indonesia (BI) sebesar 78-92 persen. Di sisi lain, bank tidak bisa jorjoran menarik DPK karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank untuk tidak melakukan perang suku bunga.

Perbankan menilai potensi likuiditas untuk perbankan masih tinggi. Potensi tersebut berasal dari dana pemerintah dan investasi asing. Potensi likuiditas tersebut juga diharapkan dapat menurunkan LDR yang telah mencapai 92,19 persen per Juli.

Senior Vice President PT Bank Mandiri, Tbk Darmawan Junaidi mengatakan, likuiditas bank, terutama dalam rupiah, akan membaik sehingga bank dapat mendorong perekonomian nasional. "Likuiditas ditopang oleh dana pemerintah yang masuk bank," ujar Darmawan dalam diskusi bertema "Banking Efficiency Award 2014", Rabu (24/9).

Pada paruh kedua 2014 pemerintah mulai agresif mencairkan anggarannya dalam bentuk proyek-proyek. Proyek tersebut dikerjakan oleh kontraktor yang kemudian menyimpan dananya di  perbankan.

Darmawan mengatakan, faktor lain yang memengaruhi likuiditas bank berasal dari investasi asing yang masuk. Portofolio asing mencapai Rp 400 triliun di Indonesia. Potensi likuiditas juga bisa didapat dari investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI). Rasio FDI terhadap PDB di Indonesia masih 2,2 persen. "Ruang untuk kita dapat aliran masuk dana asing masih  sangat memungkinkan," katanya.

Selain itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, likuiditas bank akan meningkat jika ekspansi dana pemerintah masuk ke perbankan. "Pendanaan akan semakin besar. Depositnya makin besar. LDR-nya bisa turun," ujar Tirta.

Cairnya likuiditas tersebut mulai terasa pada kuartal III 2014. Tirta mengatakan, pemerintah mulai membelanjakan anggarannya. Ia menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan ekspansi dana pada kuartal I dan II, tetapi penyerapan dari pajaknya besar sehingga net ekspansinya kecil.

Longgarnya likuiditas juga ditandai dengan banyaknya ekses likuiditas bank yang bisa diserap oleh BI. Namun, ia mengakui bahwa dana yang diserap memang lebih ketat dari sebelum BI Rate naik menjadi 7,5 persen.

rep:satya festiani ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement