REPUBLIKA.CO.ID, INCHEON -- Eko Yuli Irawan sukses menyumbangkan medali buat kontingen Indonesia di Asian Games 2014 Incheon.
Turun di nomor 62 kg, lifter Eko Yuli berada di tempat ketiga dengan catatan total angkatan mencapai 308 kg dalam laga final nomor 62 kg yang digelar di Moonlight Festival Garden Weightlifting, Incheon, Ahad (21/9) malam waktu setempat.
Lifter berusia 25 tahun itu berhasl menorehkan catatan terbaiknya di jenis angkatan snatch sebesar 42 kg. Sementara di jenis clean and jerk, Eko Yuli mengangkat 166 kg di kesempatan pertama. Sayangnya, dengan catatan total angkatan mencapai 308 kg, Eko Yuli harus puas dengan torehan medali perunggu.
Hal ini tidak terlepas dari dominasi lifter asa Korea Utara dan Cina. Bahkan, lifter Korea Utara, Kim Un Guk, berhasil menorehkan rekor dunia baru dengan total angkatan mencapai 332 kg.
Catatan ini jelas membawa Kim Un Guk meraih medali emas cabang Angkat Besi nomor 62 kg. Sedangkan atlet asal Cina, Chen Li Jun, dengan total angkatan mencapai 321 kg.
Namun, torehan ini sebenarnya tidak jauh dari prediksi Eko. Maklum, terlepas dari cedera sobek di tangan kanan, Eko memang melihat dua lifter tersebut sebagai ancaman terbesarnya di nomor 62 kg.
''Target dari awal memang meraih medali perunggu. Soalnya lifter asal Korea Utara itu juga menjadi juara di Olimpiade 2012 silam,'' kata Eko kepada wartawan usai pertandingan, Ahad (21/9).
Selain itu, Eko juga sempat mengalami cedera di tangan kanannya. Cedera tersebut didapat Eko di jenis angkatan snatch. Namun Eko tidak melihat hal ini sebagai alasan.
Tidak hanya itu, meski gagal meraih emas di Asian Games XVII, Eko masih cukup puas dengan torehannya saat ini. Hal ini lantaran dirinya masih bisa mempertahankan prestasinya di Olimpiade 2012, saat sukses meraih medali perunggu.
Kini, dengan catatan ini, Eko siap menatap Olimpiade Rio 2016. ''Semoga raihan medali ini bisa kembali memacu saya buat maju di Olimpiade 2016 mendatang,'' lanjut Eko.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
