Sabtu 20 Sep 2014 18:05 WIB

Pemondokan Haji Gelombang II Dekat Masjid Nabawi

Red: operator

Tahun ini merupakan masa terakhir kontrak dengan Majmuah.

MADINAH -Kementerian Agama (Kemenag) RI menjamin jamaah haji Indonesia gelombang II akan mendapatkan pemondokan di kompleks Masjid Nabawi pascapelaksanaan wukuf di Arafah. Mereka diupayakan tidak menempati pemon dokan di luar Markaziyah atau ring 1 Masjid Nabawi, seperti yang dialami 17 ribu jamaah haji gelombang I.

"Nantinya jamaah haji gelombang dua yang akan melaksanakan shalat Arbain setelah puncak haji akan ditempatkan di jarak yang cukup dekat dengan Masjid Nabawi," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis, usai rapat koordinasi dengan DPD RI di Kantor Misi Haji Indonesia Daker Madinah, Kamis (18/9).

Menurutnya, Kemenag sudah melakukan persiapan melayani penginapan jamaah haji Indonesia gelombang II ini.Sejumlah catatan permasalahan dibahas dan dievaluasi Kemenag dan disampaikan kepada sembilan Majmuah (penyedia akomodasi jamaah haji) di Madinah.

Dalam pertemuan itu Kemenag menya takan kekecewaannya dan berharap Majmuah yang melanggar kontrak segera mencari pemondokan di area Markaziyah bagi jamaah haji gelombang II. "Kami sampaikan kasus kemarin jangan terulang kembali. Seluruh Majmuah menyampaikan, insyaAllah akan menempatkan seluruh jamaah haji di pemondokan di wilayah Markaziyah," katanya.

Temuan Dirjen PHU Jajaran Kemenag dipimpin Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil melakukan pengecekan dengan melihat kondisi pemondokan jamaah haji di luar Markaziyah. Ia pun menemukan sejumlah fakta yang cukup memprihatinkan. Di antaranya, jarak yang jauh antara pemondokan dan Masjid Nabawi, keterlambatan pasokan katering karena perusahaan katering tidak mengetahui perubahan lokasi pemondokan.

Sri Ilham mengatakan, ada beberapa alasan para Majmuah menempatkan jamaah haji Indonesia di pemondokan di luar Markaziyah. Seperti tren jamaah haji dari negara-negara lain yang mulai menempati pemondokan di dekat Masjid Nabawi. Padahal, biasanya mereka menempati pemondokan di luar Markaziyah.

Lalu mayoritas jamaah dari Irak, Iran, Turki, dan Eropa ternyata diberangkatkan di gelombang pertama atau satu bulan sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah. Akibatnya, Majmuah memprioritaskan menempatkan jamaah haji asal negara-negara ini dan menempatkan 20 persen jamaah Indonesia gelombang pertama di pemondokan terletak luar Markaziyah.

"Ini fakta lapangan dan sudah kita konfir masi ke pihak terkait," ujar Sri Ilham.

Karena kondisi tersebut, Kemenag memberikan solusi sementara, yakni menye diakan tambahan bus antarjemput bagi para jamaah dari dan menuju Masjid Nabawi. Belasan ribu calhaj ini juga mendapatkan pasokan katering lebih awal.

Kemenag, Sri Ilham berjanji, peristiwa memalukan seperti ini tidak akan terjadi lagi. Apalagi tahun depan, Pemerintah Indonesia dan Peme rintah Arab Saudi sudah menerapkan sepenuhnya sistem Ehajjdan sistem pemondokan dilakukan dengan sewa musiman. "Tahun ini adalah (masa) terakhir kontrak dengan Majmuah dan tahun depan sudah tidak bisa lagi,"katanya.  rep:Zaky Al Hamzah dari Madinah, Arab Saudi  ed:andi nur aminah

Fakta Memprihatinkan Kondisi Jamaah Calon Haji di Madinah

1. Pemondokan yang jaraknya jauh dari Masjid Nabawi.

2. Keterlambatan pasokan katering.

3. Kamar mandi terbatas.

4. Air kerap mati.

5. Jamaah ditempatkan di kamar seadanya.

Sumber :Kemenag

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement