Kamis 18 Sep 2014 12:00 WIB

Kerja Keras Populerkan Konservasi Laut

Red:

Buat masyarakat yang mengandalkan nafkahnya dari memungut sumber daya alam, kata konservasi seakan menjadi momok yang tak merdu didengar. Dari pengalaman para pegiat konservasi kelautan di Indonesia, masyarakat masih ada yang mengartikan label konservasi berarti mereka akan sulit menjalankan mata pencaharian.

"Padahal, banyak di antara mereka yang sudah melakukan upaya semacam konservasi, namun dengan bahasa yang berbeda," kata Kepala Badan Pusat Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan (BPSDMKP) Suseno Sukoyono di Benoa, Bali, Selasa (16/9).

Untuk membuat masyarakat tak resisten, di beberapa tempat namanya diubah menjadi kemanfaatan pelestarian. Para penyuluh pun bekerja sama dengan warga lokal yang tinggal di daerah setempat agar menyebarkan pemahaman mereka ke warga lainnya. Dengan bahasa yang lebih sederhana, warga lebih memahami makna keberlanjutan dari mata pencaharian mereka.

Kendala membuat warga tak resisten terhadap konservasi hanya satu dari sekian tantangan mewujudkan 20 juta hektare Kawasan Konservasi Laut (MPA) di Indonesia. Banyaknya jumlah wilayah yang memiliki garis pantai membuat upaya pemahaman mengenai MPA harus disebarkan ke lebih banyak orang. Itu juga berarti dibutuhkan lebih banyak penyuluh atau fasilitator agar tujuan MPA bisa tercapai.

Berbicara soal penyebaran pemahaman MPA juga tak berarti membutuhkan biaya yang besar, seperti pengalaman Kepala Balai Diklat Banyuwangi BPSDMKP I Wayan Suarya. Ia pernah bekerja sama dengan sebanyak 34 bupati dari wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan untuk melatih sumber daya manusia untuk konservasi kelautan. Hal itu juga menunjukkan kerja sama antarlembaga pemerintah lebih mudah diwujudkan di tingkat daerah. 

"Bicara soal wilayah kelautan yang dikonservasi, jangan lupa bahwa kita bicara soal manusia yang ada di dalamnya," kata Lida Pet Soede dari World Wildlife Fund untuk Coral Triangle Program.

Sebagai bagian dari acara International Training Workshop Marine Protected Area Governance yang digelar di Bali pada 16-19 September, berbagai pemangku kepentingan dalam MPA bertemu untuk membahas isu yang mereka hadapi. Acara tersebut dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo. "Lewat pengelolaan kawasan perairan konservasi secara efektif juga dapat menjamin keberlanjutan kegiatan ekonomi masyarakat," ujar Sharif. 

rep:wulan tujung palupi  Ed: nur aini

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement