Rabu 17 Sep 2014 15:04 WIB

M Nuh: Jangan Pesimistis dalam Penelitian Situs Gunung Padang

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Julkifli Marbun
  Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)
Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan dukungan penuh bagi penelitian dan ekskavasi Situs Gunung Padang supaya rasa penasaran terhadap peradaban seperti apa di Gunung Padang bisa terobati.

Dalam penelitian itu, ujar Nuh, kalau misalnya tidak mendapatkan apa-apa tidak masalah. "Meneliti itu sama seperti orang melakukan ijtihad, kalau misalnya hipotesisnya  benar dapat dua pahala, sedangkan kalau hipotesisnya tidak terbukti hanya dapat satu pahala," ujarnya di Situs Gunung Padang, Jakarta, Rabu, (17/9).

 

Kemendikbud, kata Nuh, terus mendukung penelitian Situs Gunung Padang meskipun misalnya tidak ditemukan apa-apa. "Dari pada diam saja malah tidak mendapat apa-apa, kalau penelitian terbukti syukur, kalau tidak ya tidak apa-apa, jangan belum melakukan apa-apa langsung pesimistis," katanya.

Salah satu alasan pendanaan penelitian ini menggunakan dana abadi LPDP, ujar Nuh, agar terjaga kontinuitasnya, tidak terpengaruh apa-apa. Dalam dana abadi LPDP itu terdapat tiga fungsi, untuk membiayai penelitian, pemberian beasiswa, rehabilitas sekolah akibat bencana, penelitian Situs Gunung Padang masuk dalam pembiayaan penelitian.

Penelitian Situs Gunung Padang ini, kata Nuh, harus didukung oleh lintas sektor, ada Kementerian Pekerjaan Umum yang harus membuka  akses jalannya, Kementerian ESDM terkait urusan mineral bawah tanah.

Nuh juga meminta agar diciptakan suasana yang aman dan tenang. Ini perlu dilakukan agar para arkeolog dan ahli geologi bisa bekerja keras secara tenang untuk menemukan peradaban adiluhung warisan nenek moyang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement