Selasa 16 Sep 2014 17:00 WIB
siesta

Kucing Kesayangan

Red:

Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan favorit banyak orang. Meski mengaku penyayang kucing, ada saja orang yang keliru dalam merawat kucingnya. Padahal, rasa sayang saja tidak cukup untuk membuat kucing nyaman dalam pemeliharaan Anda. "Sebelum membawa si meong pulang ke rumah, persiapkan mental dan material," kata drh Arni Diana Fitri.

Biaya merawat kucing tak sedikit. Memelihara karena ikut-ikutan tidak akan baik bagi perkembangan hewan yang diboyong ke rumah. Orang yang memelihara harus mengetahui cara memperlakukan hewan sesuai dengan karakteristiknya. Kalau sekadar ingin memiliki kucing untuk dibelai-belai, Anda tak perlu membeli kucing yang rumit perawatannya. Pelihara saja kucing kampung yang tak ada pemiliknya. Itu akan jauh lebih baik bagi si pemelihara dan hewannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Widan Hidayat/republika

Jika ingin serius merawat kucing, perhatikan betul jenisnya. Ada empat jenis kucing di dunia, yakni kucing berbulu pendek, berbulu lebat, berbulu panjang, serta kucing berbulu sangat pendek (domestik). Tiap jenis berbeda cara perawatannya. Bagi pemula, pilih saja kucing berbulu pendek yang perawatan bulunya tidak terlalu sulit. Bulunya tidak perlu terlalu sering disisir. Berbeda dengan kucing berbulu lebat dan panjang yang harus ada upaya ekstra untuk menyisirnya agar tidak kusut dan rontok.

Berikutnya, tentukan area aktivitas kucing di rumah. Apakah ia akan dikandangkan atau dibiarkan bebas berkeliaran di rumah. Kalau kucing akan dikandangkan, sebaiknya sediakan bantalan dan tempat pembuangan kotorannya. Bersihkan tempat pembuangan kotoran minimal satu kali sehari. "Akan lebih bagus lagi kalau lebih sering," kata Arni.

Andaikan kucing akan dibebaskan berkeliaran di rumah, sebaiknya latih kucing untuk tidak membuang kotoran sembarangan. Jangan lupa memberikan obat kutu minimal sebulan sekali untuk menjaga kesehatan bulunya. Lalu, sejak berusia dua bulan, kucing sudah harus mendapatkan vaksinasi pertama. Ini merupakan perlakuan wajib untuk menjaga kesehatannya. Pemberian vaksin harus diulang sebulan kemudian. Setelahnya, vaksin bisa diberikan rutin satu tahun sekali. "Jangan lupa pula rajin memeriksakannya ke dokter setiap enam bulan atau satu tahun sekali," saran Arni.

Saat ini, di Indonesia banyak kucing impor yang diperjualbelikan. Hal tersebut membuat sebagian kucing rentan terkontaminasi penyakit. Di samping itu, cuaca di Indonesia juga kurang bagus untuk kesehatan kucing tersebut. "Jadi, sebaiknya pemilik kucing impor tidak lupa untuk memeriksakan kesehatan kucingnya dan memberikan vaksin," tutur dokter hewan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Pemilihan makanan kucing juga harus diperhatikan. Banyak orang yang salah kaprah dalam memberikan makanan, terutama yang dibuat sendiri di rumah. Terkadang, porsi nasi lebih banyak daripada lauknya. Padahal, kucing merupakan karnivora sejati. Akibatnya, berat badan kucing jadi berlebih. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat juga tak bagus untuk kucing sebab bisa merusak pankreasnya.

Sebaiknya, berikan makanan kucing kemasan yang sudah tertakar kadar gizinya. Akan tetapi, harga makanan kemasan tersebut relatif mahal. "Kalau ingin memberikan makanan buatan sendiri, berikan ikan atau daging dan hindari mencampurnya dengan nasi atau bumbu-bumbu masakan," saran Arni.

***

Ancaman Toksoplasmosis

Meski menggemaskan, kucing juga dapat membahayakan kesehatan perempuan. Toksoplasmosis atau toksoplasma merupakan penyakit yang disebabkan oleh toksoplasma gondii, sejenis parasit pada hewan. Parasit ini terdapat pada kotoran kucing.

Toksoplasma tidak membuat seorang perempuan menjadi mandul. Serangannya berbahaya utamanya pada trimester pertama kehamilan karena dapat memicu keguguran. Jepang menjadi salah satu negara dengan jumlah perempuan pemelihara kucing terbanyak dan toksoplasmosis menjadi penyebab keguguran nomor empat di sana.

Selain itu, bulu kucing yang rontok juga tidak baik bagi mereka yang alergi, terutama pada penderita asma. Meski demikian, bukan berarti perempuan tidak bisa memelihara kucing. Hal paling mendasar yang harus diperhatikan oleh orang yang memelihara kucing ialah kebersihan kucing dan si pemelihara. "Kita harus rajin membersihkan kandang dan tempat pembuangan airnya, memandikan kucing, serta menjaga kebersihan badan dengan saksama agar terhindar dari bahaya penyakitnya," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Hewan IPB ini.

***

Kucing Favorit

Saat ini, kucing persia sedang digandrungi pencinta kucing. Kucing persia memang disenangi karena karakternya yang lucu dan bulunya nan cantik. "Kucing persia juga tergolong kucing rumahan yang senang dibelai dan mudah dirawat," ujar kata kolektor kucing W Pramitasari. 

Selain kucing persia, maine coon atau menkun juga sedang populer di kalangan pencinta kucing. Kucing ras dengan postur tubuh terbesar di dunia ini disenangi karena tubuhnya yang besar. Panjangnya bisa mencapai 1,5 meter. Grumpy faced cat, salah satu jenis kucing himalaya yang wajahnya seperti sedang cemberut, juga tak kalah banyak penggemarnya.

Sering kali, orang Indonesia membeli kucing hanya karena ikut-ikutan tren. Padahal, mereka belum cukup mengerti cara merawat kucing yang dibeli. "Lebih baik cari tahu dulu informasi mengenai kucing sebelum membelinya," kata perempuan yang akrab disapa Mita ini.

Ingin membeli kucing ras? Sebaiknya jangan membelinya dari penjual yang tak terpercaya. Hindari membeli kucing ras tanpa sertifikat. Perkawinan silang kucing juga membuat jenisnya terkadang menjadi bias. "Kalau ingin membeli kucing hasil perkawinan silang, sebaiknya beli di tempat terpercaya agar terlacak jenis indukannya," ujar Mita yang juga wakil ketua dari Cat Fanciers' Society of Indonesia (CFSI).

Kalau ingin mengadopsi kucing, ambillah dari tempat yang sudah berpengalaman merawat kucing. Dengan begitu, kita akan lebih yakin kucing yang dibawa pulang terjaga kesehatannya. Saat pertama kali membeli kucing, pilih yang usianya tiga sampai empat bulan. Sebab, akan lebih mudah mendidiknya jika masih kecil. Membeli kucing dewasa tak ubahnya membeli kucing dalam karung. "Kita tidak tahu bagaimana si pemilik toko merawat dan mendidiknya," tutur pemilik Gembrotcoon Cattery Caine Coon Cats Breeder ini.

Perilaku kucing yang galak atau suka mencakar juga bergantung dari cara mendidik. Biasanya, kucing menjadi pemarah karena jarang mendapat perhatian. "Pemilik harus pandai membagi waktu untuk mengasuh kucing secara personal," jelas Mita yang merawat 38 kucing dari beragam jenis.

Bergabung bersama komunitas pencinta kucing dapat membuka wawasan mengenai seluk-beluk kucing. Baik cara merawat hingga kebiasaan kucing sesuai jenisnya. Merawat kucing memang tidak murah. Tak heran jika kemudian muncul pendapat miring terkait kecintaan terhadap kucing. Salah satunya anggapan pencinta kucing lebih memilih membagi waktu dan uangnya untuk merawat kucing ketimbang untuk sesama manusia.

Mita mengatakan, anggota komunitas pencinta kucing justru dibanjiri orang-orang yang hatinya lebih luas. Mereka tidak hanya peduli sesama, tetapi juga mencintai makhluk hidup lain ciptaan Tuhan dan membuktikan dengan merawat kucing dengan baik. Mita menyinyalir respons negatif dari masyarakat kemungkinan datang karena ada orang yang lebih banyak mem-posting hewan peliharaan, namun tak memperlihatkan kegiatannya dalam membantu sesama. 

***

Pemeliharaan yang Tepat

1. Mandikan kucing minimal dua kali sebulan. Apabila belum tahu bagaimana cara memandikannya dengan benar, sewalah jasa memandikan kucing. Menggunakan sampo bayi sah-sah saja, tetapi sebisa mungkin sediakanlah sampo khusus kucing yang lebih cocok untuk bulunya.

2. Bersihkan kandang dan tempat pembuangan kotoran minimal satu kali sehari. Akan lebih bagus jika lebih sering dibersihkan. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih setelah mencuci tempat kotoran, memegang kucing, atau bersentuhan dengan kucing. Toksoplasmosis menular dari kotoran kucing yang kemudian masuk melalui mulut. "Tangan harus dijaga bersih usai bersentuhan dengan kucing," kata Arni.

3. Bagi penderita asma, kucing berbulu pendek lebih disarankan. Bulunya mudah dirawat dan sedikit berisiko rontok. Jangan biarkan kucing naik ke atas tempat tidur. Sebab, bulunya yang rontok bisa terhirup saat tidur. Usahakan merawat bulu kucing dengan benar agar tidak rontok.

4. Jangan lupa jadwal vaksin dan check up kucing kesayangan Anda. Berkonsultasi dengan dokter akan membuat kita lebih tahu masalah yang sedang dihadapi si kucing. Entah ia sakit atau stres.

5. Perlakukan kucing dengan baik dan benar, berikan kasih sayang. Kalau tidak siap memelihara kucing, sebaiknya urungkan niat.  rep:nora azizah ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement