Selasa 16 Sep 2014 16:00 WIB

Tim Ahli Supervisi Penggalian

Red:

JAKARTA -- Timnas Gunung Padang menjamin tim yang melakukan proses penggalian di situs tersebut diawasi oleh para ahli. Sehingga, proses tersebut tidak akan merusak situs Gunung Padang. "Oh, iya dong, ada yang mengawasi. Ada supervisi dari ahlinya," kata Wakil Ketua Timnas Gunung Padang Bidang Arkeologi Ali Akbar melalui pesan singkatnya kepada Republika, Senin (15/9).

Proses penggalian di kawasan situs megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, mulai dilakukan pada Ahad (14/9). Kegiatan pengeboran dilakukan oleh tim nasional (timnas) peneliti Gunung Padang dari Jakarta dibantu oleh aparat TNI.

Rencananya, penggalian tersebut akan dipusatkan di empat titik. Keempat titik itu yakni teras lima, lereng timur, lereng barat, dan selatan. Zona tersebut merupakan kawasan inti Gunung Padang.

Hasil sementara penggalian, Senin (15/9), tim menemukan beberapa artefak. Penemuan tertua trak logam (limbah) yang ditemukan dipastikan berasal dari 5200 SM. Trak logam ditemukan saat ekskavasi di kedalaman sekitar 2,2 meter dan di sekitarnya ada tanah terbakar, lalu di bawah tanah terbakar ada susunan batu yang disusun rebahan.

"Batu yang rebah susunannya itu buatan manusia, di atasnya ada bekas pembakaran," kata Ali Akbar, peneliti Timnas Gunung Padang.

Dia menuturkan, proses pembuatan benda logam, manusia atau warga pada masa itu mengambil batu yang mengandung mineral logam. Kemudian, dihancur-hancurkan dan dikumpulkan, setelah itu dibakar dengan suhu tertentu supaya meleleh hingga terpisah dengan batuan aslinya.

Selain itu, tim juga menemukan andesit berbentuk tongkat yang diperkirakan sebagai simbol atau alat untuk upacara. Timnas Peneliti Dani Hilman, mengatakan, telah menemukan satu artefak yang sangat menarik yang ditemukan di kotak delta yang berada di Selatan.

"Di antara beberapa bangunan pada kedalaman 2,3 meter dengan tanah timbun, ditemukan artefak yang sangat unik yang panjangnya mencapai 22 sentimeter dan lebar 7,5 sentimeter," katanya.

Di tanah timbun itu, pihaknya menemukan artefak dengan geometri yang sangat unik dan sekarang sudah disimpan di Juru Pelihara Gunung Padang untuk diteliti lebih lanjut.

Benda yang ditemukan itu belum dapat dipastikan fungsinya. Namun, Timnas Peneliti memiliki berbagai ahli arsitektur, geologi, arkeologi, bahkan ahli geofisika yang akan segera melakukan kajian lebih lanjut.

Sementara itu,  arkeolog senior Mundardjito mengingatkan, proses penggalian situs bukan seperti menggali sumur. "Jadi yang harus diingat adalah perekaman data. Mengambil sampel itu direkam, jadi ada tanggung jawabnya," kata Mundardjito saat dihubungi Republika.

Ia juga mengingatkan, proses penggalian jangan terburu-buru karena ini membutuhkan waktu lama. Ia mencontohkan, proses penggalian Candi Borobudur yang memakan waktu 10 tahun.

"Jadi secara bertahap. Misalnya proses penggalian 20 meter dulu. Jangan langsung sampai 100 meter karena ini berkaitan dengan kandungan tanahnya," katanya. antara ed: muhammad hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement