Selasa 16 Sep 2014 14:30 WIB

NATO Kirim Senjata ke Ukraina

Red:

KIEV – Negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai mengirimkan senjata ke Ukraina. Menteri Pertahanan Ukraina Valery Heletey mengungkapkan, senjata ini untuk menghadapi pasukan separatis yang didukung Rusia.

Menurut Haletey, pengiriman senjata ini dibahas dalam pertemuan dengan menteri pertahanan NATO di Wales, Inggris, pada 4-5 September. Para pejabat NATO menyatakan, sejak semula tak akan mengirimkan senjata mematikan ke negara nonanggota.

Ukraina masih belum menjadi bagian dari NATO. Meski demikian, para anggota NATO memungkinkan mengirimkan senjata. Awal September lalu, pejabat senior Ukraina menyatakan, negaranya menyepakati soal pengiriman senjata dan penasihat militer oleh negara NATO.

Sedikitnya ada lima negara yang mendukung Ukraina  dengan senjata. AS termasuk dalam daftar lima negara itu meski membantahnya. "Kami menyepakatinya dalam pertemuan tertutup yang membahas tentang senjata yang kami butuhkan,’’ ujar Heletey, Ahad (14/9).

Ia menegaskan, Ukraina memerlukan senjata yang dapat menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia enggan mengungkapkan negara yang setuju mengirimkan senjatanya. Tapi, pada kenyataannya, senjata itu dalam perjalanan menuju Ukraina.

Saat ini, 3.500 tentara Rusia berada di wilayah Ukraina. Sebanyak 25 ribu tentara lainnya ditempatkan di perbatasan kedua negara. Konflik di bagian timur Ukraina menyebabkan 3.000 orang tewas. Separatis masih menguasai wilayah timur itu.

Dalam laman Facebook-nya, pekan lalu, Yuri Lytsenko yang merupakan orang kepercayaan Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyatakan AS, Prancis, Italia, Polandia, dan Norwegia setuju memberikan bantuan senjata.

Pejabat senior AS membantah pernyataan Lytsenko. Hal senada disampaikan Italia dan Prancis. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Norwegia Lars Gjemble mengakui adanya keterlibatan dalam latihan militer. Tapi, ia menegaskan, tak ada pengiriman senjata.

Bantahan yang sama disampaikan pejabat pertahanan Italia, Polandia, dan Norwegia mengenai pernyataan Heletey pada Ahad (14/9). Mereka menegaskan, tak ada senjata apa pun yang mereka berikan kepada Ukraina untuk menghadapi separatis bersenjata.

Selain kiriman senjata oleh negara anggotanya, NATO telah membentuk pasukan gerak cepat. Pasukan ini terdiri atas ribuan tentara. Mereka dapat dalam waktu singkat ditempatkan ke negara-negara anggota yang merasa terancam, terutama dari Rusia.

Pada Sabtu (13/9) Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk menuding Rusia ingin menghapuskan negaranya. Rusia ia anggap sebagai agresor utama dalam konflik di Ukraina timur. rep:gita amanda/reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement