Jamaah nonreguler langsung diberangkatkan ke Madinah untuk Shalat Arbain.
JEDDAH -- Untuk kali pertama musim haji tahun ini, sebanyak 380 jamaah calon haji (calhaj) khusus atau sering disebut haji nonreguler tiba di Arab Saudi, sebanyak 357 jamaah mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah. Sedangkan, jamaah yang mendarat di Bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz (AMA), Madinah, Kamis (11/9) petang, sebanyak 23 orang.
Keberangkatan mereka ke Tanah Suci dibawa oleh delapan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Di antaranya, jamaah calhaj khusus mendaftar dari PIHK Phinisi, Armina Reka, Atria, Parfaza, dan Resi Manunggal. Seluruh calhaj khusus yang tiba pada Kamis itu kemudian diberangkatkan ke Kota Madinah untuk menjalankan Shalat Arbain di Masjid Nabawi.
Kepala Seksi Pengendalian PIHK Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Cecep Nursyamsi, mengatakan, kuota haji khusus yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag) pada musim haji tahun 1435 Hijriyah ini sebanyak 13.600 orang. Mereka akan diberangkatkan oleh 139 PIHK pemegang bendera.
Total PIHK yang mendapat izin dari Kemenag RI sebenarnya sebanyak 275.Dari kuota haji khusus, jumlah jamaah calon haji yang direkomendasikan mendapat barcode untuk urusan imigrasi di Bandara Jeddah sebanyak 13.418 orang.
Menurut Kepala PPIH Indonesia Daker Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus, yang membedakan antara jamaah reguler dan khusus adalah pelayanan yang akan diberi kan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jeddah. Jamaah calhaj khusus ditangani masing-masing PIHK yang berkantor di Indonesia.
Kendati urusan diatur pihak penyelenggara atau KBIH masing-masing, menurut kadaker, para jamaah calon haji khusus ini tetap wajib melapor ke PPIH Jeddah atau PPIH Madinah. "Sebab, jamaah calon haji mereka masuk dalam kuota haji yang ditetapkan untuk Indonesia," kata Ahmad Abdullah. PPIH di Jeddah, Madinah, dan Makkah meng awasi rangkaian ibadah jamaah khusus ini.
Pantauan Republika, jamaah calhaj khusus yang mendarat di Bandara Jeddah ini ditempatkan di area Plaza Bandara yang terpisah dengan area untuk jamaah reguler. Jamaah nonreguler ini tampak masih tetap dibantu oleh sebagian petugas PPIH Jeddah.
Saat ditanyakan tentang perjalanannya, jamaah calhaj khusus ini mengaku tidak mengalami hambatan saat tiba di Bandara Jeddah. Salah satu dari mereka, Sholihin Yusuf, mengaku mendaftar lewat ONH Plus untuk mendampingi bapak dan bapak mertua yang sudah sepuh.
Bapak kandungnya, Sutarjo, sudah berusia 72 tahun. Sedangkan bapak mertuanya, Sarji, berusia 73 tahun. "Kalau mendaftar haji reguler, kasihan, bisa menanti lama," kata warga Jember yang mendaftar ONH Plus di salah satu PIHK di Surabaya ini. Biaya yang harus dikeluarkan Sholihin adalah Rp 95 juta per jamaah.
Sholihin mengaku pernah beribadah haji pada pada 2003 dan 2008. Saat berhaji bersama istri dan ibu kandung pada 2003, Sholihin mendaftar pada 2002. Sedangkan, saat berhaji pada 2008, dia mendaftar pada 2007. "Masih menunggu setahun saja, beda dengan sekarang. Daftar tahun ini, bisa berangkat haji pada tahun 2028," ujar Sholihin yang sehari- hari berprofesi sebagai mubaligh ini.
Salah satu jamaah calhaj khusus, Yusni Warhamdi, juga mengaku sengaja mendaftar OHN Plus karena faktor usia, yang kini menginjak 70 tahun. "Kalau menunggu, terlalu lama dengan mendaftar di haji reguler. Belum tentu saya bisa berangkat haji dengan cepat," ujarnya.
Ia menuturkan, selain layanan pesawat, layanan lain bagi jamaah calon haji khusus di PIHK di Surabaya ini ada lokasi pemondokan yang dekat dengan Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Haram (Makkah). rep:Zaky Al Hamzah, dari Jeddah, Arab Saudi ed:dewi mardiani