Jumat 12 Sep 2014 12:00 WIB

Tak Sekadar Cinta

Red:

Setan tidak akan pernah rela dengan orang yang ingin menikah. Hakikatnya menikah menyelamatkan dan menjaga keturunan manusia sesuai fitrahnya. Untuk itulah, setan akan berupaya sekuat tenaga menghalangi keberlangsungan pernikahan.

Setan juga berupaya menyesatkan manusia melalui pernikahan. Caranya, dengan menyandingkan seorang Muslim ataupun Muslimah dengan orang musyrik dalam bingkai pernikahan. Jika seorang Muslim berhasil menikah dengan non-Muslim, iblis tentu bertepuk tangan. Ia tak perlu repot-repot lagi untuk menyesatkan si Muslim tadi karena sudah mendapatkan pendamping hidup yang kafir. Ia pasti akan diajak oleh belahan hati yang kini telah menjadi suami atau istrinya untuk menyekutukan Allah.

Berbagai upaya dilakoni iblis dan setan untuk menggagalkan sebuah pernikahan. Seperti dipesankan pemrakarsa iHAQI, Ustaz Erick Yusuf, banyak masalah yang dihadapi ketika menikah adalah bukti gencarnya iblis menggagalkan pernikahan.

"Kalau orang menikah, sedikit saja bisa jadi masalah. Banyak sekali gangguan. Karena setan akan berupaya sekuatnya, pernikahan harus digagalkan," ujarnya kepada Republika, Selasa (9/9).

Untuk itulah, seorang yang berada dalam tahapan menjelang pernikahan harus menjaga betul ruhiyahnya. Ia harus berada dalam puncak kesalehan agar bisa melawan segala macam rintangan pernikahan yang diciptakan oleh setan. Ustaz Erick memesankan, seorang yang menjelang menikah harus banyak ibadah untuk memompa ruhiyahnya agar tetap terjaga.

Menurut ustaz yang juga musikus ini, kesabaran dalam mencari jodoh adalah suatu kemestian. Jangan sampai seseorang yang sudah tidak sabar akhirnya menerima siapa pun untuk menjadi pendamping hidupnya. Padahal, suami atau istri adalah orang yang akan mendampingi seumur hidup. Memilih pendamping hidup asal-asalan dapat berisiko menghancurkan masa depan.

"Wanita salehah itu perhiasan dunia. Begitu juga dengan laki-laki. Ia menjadi perhiasan bagi wanita dengan kesalehannya. Jangan sampai karena tidak sabar, kesalehan itu diabaikan," pesannya.

Ia memesankan, laki-laki yang baik diperuntukkan bagi wanita yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, wanita yang tidak baik diperuntukkan bagi laki-laki yang tidak baik. Seorang yang beriman tidak akan disia-siakan Allah untuk disandingkan dengan wanita musyrik. Intinya, seorang yang berada pencarian jodoh harus senantiasa mempertahankan kesalehannya. Jangan sampai mengorbankan kesalehan untuk mendapatkan jodoh.

Daiyah Ustazah Dedeh Rosidah Syarifudin menambahkan rujukan dalam memilih jodoh tersebut seperti yang diterangkan dengan hadis nabi. Dalam hadis, ujar pendakwah yang akrab disapa Mamah Dedeh ini, panduan mencari jodoh disyaratkan empat kriteria. "Wanita itu dinikahi karena empat perkara. Karena kekayaan, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Maka, pilihlah oleh kalian karena faktor agamanya," ujarnya menirukan hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim.

Menurut Mamah Dedeh, faktor agama adalah suatu kemestian dan harus ada dalam diri calon pasangan. "Kalau alasannya keturunan, tapi tidak mengerti agama, yang diperoleh hanya kerugian. Menikahi karena kekayaan juga begitu. Yang kaya itu kan orang tuanya. Biasanya orang kaya itu sombong kalau tidak mengerti agama. Nanti dia akan merendahkan kita. Begitu juga menikah karena tampan semata. Nanti dia jadi belagu karena banyak yang naksir. Jadi, pilihlah yang kuat agama dan kuat pengamalan agamanya," papar Mamah Dedeh kepada Republika, Selasa (9/9).

Menurutnya, pengamalan agama yang baik adalah ciri dari pemahaman agama yang baik pula. Banyak yang sekolah agama, punya ilmu agama yang banyak, tapi minim pengamalannya. "Agama seseorang dilihat dari pengamalannya," ujarnya. Seseorang juga mesti meneliti keseharian sang calon pendamping.

Untuk mencari jodoh yang baik, harus diusahakan. "Urusan jodoh tetap harus dicari, bukan ditunggu," pesannya. Berusaha dan berdoa adalah dua senjata yang harus digunakan dalam berburu jodoh. Mamah mensyaratkan, carilah jodoh di lingkungan dan pergaulan yang baik, insya Allah akan dapat yang baik pula.

"Kalau pengen jodoh yang baik, saleh, dan salehah, sering-seringlah pergi ke tempat pengajian, majelis ilmu, dan sejenisnya," jelasnya. Jodoh ditemukan dari lingkungan. Jadi, mencari pergaulan yang baik adalah rumus mendapatkan jodoh yang baik pula. Tidak mungkin bertemu jodoh yang saleh di lingkungan ahli maksiat dan kriminal.

"Bergaullah ke luar karena jodoh itu datang karena pergaulan. Bersosialisasi di lingkungan yang baik. Kewajiban bagi kita untuk berusaha mencari jodoh. Iringi pula dengan doa," pesannya.

Mamah Dedeh menyarankan, jika sudah bertemu dengan jodoh idaman, jangan diundur-undur untuk menikah. Justu dengan lama berpacaran akan merusak niat suci untuk berumah tangga. "Saran Mamah, kalau sudah ta'aruf jangan kelamaan berpacaran. Orang berpacaran itu banyak dosanya. Berpandangan, dosa. Berpegangan, dosa." rep:hannan putra ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement