Jumat 12 Sep 2014 12:00 WIB

Mengobati Gundah Hati

Red:

Istilah Indonesia darurat kekerasan anak bukan isapan jempol. Lima tahun terakhir peningkatan kasus kekerasan anak yang diterima lembaga-lembaga, seperti Komnas Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terus meningkat. Bukan hanya kekerasan verbal, tak jarang kekerasan seksual dan fisik yang menyebabkan kematian menghantui anak-anak Indonesia.

Di tengah pelbagai masalah tersebut, generasi muda Indonesia tumbuh dalam pekat ketakutan. Istilah galau yang muncul di kalangan anak muda merupakan ekspresi lemahnya mental anak muda dalam menghadapi permasalahan sehari-hari. Coretan kekesalan dari masalah yang sepele diledakkan di jejaring sosial yang menjamur.

Fenomena tersebut ditangkap dengan baik di buku Ya Rabb Aku Galau. Buku ini menyajikan kisah-kisah berdasarkan peristiwa nyata yang dikemas dalam bentuk sudut pandang anak-anak sebagai pelaku. Buku tersebut membawa kita ke kejadian pilu yang menimpa anak-anak Indonesia saat ini. Sebuah kejadian yang mungkin tak terbayang di benak orang tua beberapa tahun lalu.

Seperti kisah Sulia, gadis 14 tahun yang nekad menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia lewat jalur ilegal. Ia tak sadar menjadi korban komplotan penjualan anak. "Pokoke semua dikasih nduk. Kamu dikasih uang saku, dibeliin baju, digaji pula 5 juta sebulan." (hlm. 50). Sadar menjadi korban agen ilegal, Sulia harus berakhir ditangkap polisi Malaysia dan diserahkan ke KBRI.

Kisah nyata tragedi yang menimpa anak-anak lainnya, seperti remaja yang menjadi korban pedofilia, Diana yang terjerat pergaulan bebas, Dicky yang kecanduan narkoba sampai remaja yang menjadi korban perkosaan ayahnya. Namun, penulis tak hanya menyajikan kisah-kisah berdasarkan kejadian nyata itu. Pada akhir setiap tulisan, penulis menyajikan sebuah epilog sebagai obat penawar galau.

Epilog untuk bangkit dari keterpurukan dengan melandaskan ayat-ayat Alquran dan menyandarkan semua kepada Allah semata. Bukan hanya menyajikan kisah sebagai bagian drama, melainkan buku ini mengetengahkan solusi khusus di setiap permasalahan yang menerpa anak.

Total ada 10 cerita yang diangkat. Dengan cerita pembaca diajak menyelami jalan pikiran dan sesuatu yang dirasakan pelaku. Dengan cerita kita bisa menyajikan empati. Kita pun bisa merasakan betapa berbahayanya lingkungan jika kita tak mendidik anak-anak dengan baik. Dengan dilengkapi nasihat pada akhir, buku ini bukan hanya menguatkan anak-anak muda yang galau. Namun, juga berguna untuk para orang tua. Meski di beberapa kisah, ada plot yang terkesan dipaksakan. Seperti hadirnya teman sebaya yang memberi nasihat dengan bahasa-bahasa yang lebih pas untuk orang-orang usia di atasnya. Walau begitu, tak mengurangi esensi pelajaran—setiap remaja dan orang tua bisa ambil dari buku ini.

rep:irwan kelana ed: hafidz muftisany

Judul : Ya Rabb Aku Galau

Penulis : Aida Ahmad dan Ummi K Miqdar

Penerbit : Erlangga

Cetakan    : I, 2014

Tebal : 168 hlm

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement