Rabu 10 Sep 2014 12:00 WIB

Antrean Haji di Bali Hingga 17 Tahun

Red:

DENPASAR -- Bila pemotongan kuota haji terus berlanjut, antrean jamaah haji Bali akan mencapai 17 tahun lamanya. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali AA Gde Muliawan mengatakan, mereka yang sudah mendaftar haji agar bersabar menunggu giliran. ''Saya berharap semua pihak ikut menjelaskan hal ini, termasuk kepada jamaah calon haji (calhaj) yang akan berangkat,'' kata Muliawan di Denpasar, Selasa (9/9).

Muliawan mengemukakan hal itu saat memberikan sambutan pada acara pelepasan jamaah calhaj asal Bali di Gedung Nari Graha, Denpasar. Pelepasan dilakukan oleh Kepala Biro Kesra Sekda Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha, atas nama Gubernur Made Mangku Pastika.

Muliawan mengingatkan, jamaah calhaj yang telah memenuhi persyaratan untuk berangkat, hendaknya mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan itu, selain berkaitan dengan tata cara beribadah, juga termasuk persiapan fisik, agar senantiasa sehat di Tanah Suci dan dapat melaksanakan ibadah dengan baik.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Bali HM Soleh mengatakan, jamaah calhaj asal Bali yang akan berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini mencapai 512 orang. Namun, tujuh orang meminta mutasi berangkat dari daerah lain.

Adapun jamaah calon haji yang berangkat, 245 orang pria (47,85 persen) dan 267 orang wanita (52,15 persen). Jamaah tertua berusia 72 tahun atas nama Habibah Abdul Rasyid dan yang termuda berusia 19 tahun atas nama Erkawati.

Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan agar jamaah calhaj asal Bali bisa menjaga nama baik Indonesia, khususnya nama Bali di Tanah Suci. Gubernur memesankan, mereka yang berangkat menunaikan haji sudah dengan niat yang baik dan tentunya dengan rezeki yang diperoleh secara halal pula. ''Karenanya, sekembali dari menunaikan ibadah haji, agar bisa menjadi haji yang mabrur,'' katanya.

 

Jamaah calhaj Bali secara umum didominasi oleh warga dengan latar belakang pendidikan terbanyak adalah SMA (31,64 persen), disusul SD (28,32 persen) dan sarjana (20,90 persen). Selebihnya adalah SMP, DIII, dan S2.

rep:ahmad baraas  ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement