Sabtu 06 Sep 2014 13:30 WIB

Turki Inginkan Gulen

Red: operator

ISTANBUL -Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta AS mendeportasi ulama ternama Fethullah Gulen.Media Turki melaporkan, keinginan itu disampaikan Erdogan dalam pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama di Wales, Inggris.

Erdogan dan Obama bertemu dalam pertemuan tingkat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jumat (5/9).

Dalam pesawat yang membawanya ke Wales, Erdogan menyatakan persoalan Gulen dibicarakan dengan Obama.

"Deportasi Gulen atau serah kan kepada kami,'' ujar Erdogan yang dikutip surat kabar propemerintah Yeni Safak dan surat kabar lainya. Menurut Erdogan, biarkan Gulen hidup di negaranya kalau memang merasa tak pernah berbuat kejahatan.

Pada April, Erdogan telah menyampaikan niatnya itu. Ia ingin meminta AS mengekstradisi Gulen, tetapi ia masih menahan diri. Hubungannya dengan Obama memburuk sebab AS tak banyak berbuat untuk mengatasi perang di Suriah.

Pertemuan tatap muka mereka berlangsung 15 bulan lalu. Namun, bulan lalu Obama menyampaikan selamat kepada Erdogan. Ini terkait kemenangan Erdogan dalam pemilu presiden. Ia dilantik menjadi presiden baru Turki pada 28 Agustus lalu.

Saat ini, Gulen mengasingkan diri di Pennsylvania. Para pengikut Gulen menganggapnya sebagai pencerah dan moderat. Sedangkan, kelompok sekuler Turki memengaruhi para pejabat pemerintah dengan pandangan-pandangan agamanya.

Semula Gulen bersekutu dengan Erdogan. Namun akhirnya, mereka berbeda pandangan. Erdogan menuding para pengikut Gulen merancang penyelidikan korupsi terhadap ling kungan dalam pemerintaha nnya. Ini berlangsung pada Desember lalu. Erdogan kala itu sebagai perdana menteri.

Erdogan kemudian melakukan pembersihan terhadap ribuan polisi dan ratusan hakim serta jaksa. Mereka diya kini sebagai pengikut Gulen. Ia meyakini Gulen memanfaatkan pengaruh di kalangan pengadilan, polisi, dan birokrasi menentang Erdogan.

Di sisi lain, Erdogan juga telah menitipkan tugas kepada Perdana Menteri baru Ahmed Davutoglu. Ia meminta Davutoglu meneruskan kebijakannya, yaitu menangani kasus Gulen. reuters ed:Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement