Selasa 02 Sep 2014 13:30 WIB

Muhaimin Terpilih Aklamasi

Red:

SURABAYA -- KH Azis Mansyur dan Muhaimin Iskandar kembali memimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai ketua dewan syuro dan ketua dewan tanfidz. Keduanya ditetapkan secara aklamasi dalam Muktamar III PKB di Surabaya, Senin (1/9) dini hari.

Peserta muktamar yang terdiri atas 33 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB, 505 Dewan Pengurus Cabang (DPC), dan 10 DPC perwakilan luar negeri tak satu pun yang menyanggah keputusan aklamasi itu. Saat memberikan sambutan, Muhaimin mengajak seluruh jajaran PKB terus meningkatkan kekompakan, termasuk antara jajaran dewan syuro dan dewan tanfidz.

"Mari kita ciptakan kolektivitas. Tidak ada lagi keputusan syuro atau tanfidz. Yang ada keputusan partai, hasil rapat bersama syuro dan tanfidz," kata Muhaimin yang disambut tepuk tangan muktamirin.

Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, tak ingin buru-buru menetapkan sekertaris jenderal partainya pada periode mendatang. Muhaimin yang terpilih secara aklamasi pada Muktamar PKB 2014 mengaku akan melakukan istikharah terlebih dulu.

Muhaimin mengatakan, kader-kader yang beredar dalam bursa sekjen seluruhnya memiliki kapasitas yang dibutuhkan. Sejumlah nama tersebut adalah sekjen petahana Imam Nahrawi, Abdul Kadir Karding, M Hanif Dhakiri, dan Marwan Djafar. "Kami akan cek kesiapannya dan istikharah," kata Muhaimin.

Pada Muktamar kali ini, forum tidak mengusulkan adanya formatur yang berfungsi memilih sekjen. Sehingga, Cak Imin dan Kiai Mansyur sebagai ketua umum dan ketua Dewan Syuro terpilih ditunjuk sebagai mandataris. "Kami diberi waktu oleh anggaran dasar selama dua minggu. Selama itu saya akan terima masukan semua pihak," papar Muhaimin.

Terpilihnya kembali Kiai Azis dan Muhaimin sebagai pemimpin PKB hingga lima tahun ke depan sudah diprediksi banyak pihak sebelumnya. Apalagi hingga menjelang pelaksanaan muktamar tak satu pun tokoh partai, selain keduanya, yang tampil sebagai kandidat.

Setelah terpilih ketua dewan syuro dan ketua umum dewan tanfidz, muktamar yang dibuka pada Ahad (31/8) siang pun langsung ditutup dan dinyatakan selesai.

Ketua Panitia Pengarah Muktamar PKB Abdul Kadir Karding menyatakan tidak ada rekayasa terkait aklamasi. "Murni kehendak muktamirin," ujarnya.

Kiai Azis terpilih sebagai ketua dewan syuro pertama kali dalam Muktamar Luar Biasa PKB di Ancol, Jakarta, pada 2008. Sedangkan, Muhaimin mengawali karier di PKB sebagai sekretaris jenderal mendampingi Mathori Abdul Djalil selaku ketua umum ketika partai itu baru didirikan pada 1998 dan dikukuhkan dalam Muktamar I di Surabaya tahun 2000. Muhaimin pertama kali terpilih sebagai ketua umum dalam Muktamar II PKB di Semarang, Jawa Tengah, pada 2005 dan terpilih kembali dalam MLB di Ancol.

Pengamat politik Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai, Muhaimin Iskandar memilih untuk tidak menjadi menteri di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dengan kembali menjadi ketua umum PKB. "Menjadi ketua umum partai saat ini lebih berpengaruh apalagi partai menengah atas seperti PKB. Muhaimin pasti memahami keinginan Jokowi bahwa menteri tidak merangkap jabatan di partai," kata Karyono.

Karyono mengatakan, Muhaimin sudah pernah menjadi menteri. Kemungkinan, kata dia, Jokowi-JK akan memilih kader PKB lainnya untuk menjadi menteri. Bagi Muhaimin, sama saja menjadi menteri atau tidak tetapi masih ada kader PKB lain yang menjadi menteri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eriko Sotarduga menegaskan, Muhaimin harus mengundurkan diri dari jabatan ketua umum PKB bila menjadi salah satu menteri dalam kabinet Jokowi-JK.  rep:adi wicaksono/antara ed: muhammad fakhruddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement