Senin 01 Sep 2014 13:00 WIB

DAS di Sumatra Selatan Kritis

Red:

PALEMBANG — Ahli teknik pengairan Balai Besar Wilayah Sungai VIII Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Mawardi, mengatakan, kondisi daerah aliran sungai (DAS) di Sumatra Selatan (Sumsel) memasuki tahap kritis. Hal itu terjadi karena mayoritas lahan di kawasan DAS berganti menjadi perkebunan kelapa sawit.

Menurut Mawardi, Balai Besar Wilayah Sungai VIII Kementerian PU telah melakukan penelitian terkait dengan kondisi DAS di Sumsel. Hasilnya, ia menyatakan, memang memasuki masa kritis. "Perkebunan kelapa sawit notabene merusak area serapan air," katanya, Ahad (31/8).

Ada 19 DAS di Sumsel yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga di provinsi itu. Belasan DAS tersebut berfungsi sebagai penampung air dan mengalirkan ke Sungai Musi sebelum tiba di laut.

Kondisi DAS di Sumsel memasuki tahap kritis sejak beberapa tahun terakhir. Wahana Lingkungan Hidup Sumsel juga pernah mencatat hanya 800 hektare dari sekitar 7,7 juta hektare DAS di Sumsel yang masih dalam keadaan baik.

Sesuai dengan tingkat kerusakannya, lahan kritis pada wilayah DAS di Sumsel terbagi atas empat ketegori. Lahan dengan kondisi agak kritis seluas 1,7 juta hektare, kritis 3,5 juta hektare, potensial kritis 1,5 juta hektare, dan sangat kritis 784 hektare.

Mawardi menuturkan, keterlibatan semua elemen masyarakat dalam menjaga DAS sangat penting untuk memperbaiki kondisi kritis itu. Apalagi, Mawardi menyatakan, sampai kini DAS masih menjadi satu-satunya sumber air baku bagi perusahaan daerah air minum di Sumsel.

"Dengan panjang DAS mencapai 700 kilometer tentunya kalau terjaga dengan baik, akan menjadi sumber penghidupan yang luar biasa seperti saat ini," ujar Mawardi.

Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stephanus mengatakan, sampai kini memang Sungai Musi menjadi satu-satunya tempat pengambilan air baku untuk diolah menjadi air bersih. Namun, memang kondisi Sungai Musi yang semakin tercemar tentunya membuat PDAM Tirta Musi khawatir tetap bisa mengambil air baku sampai puluhan tahun ke depan.

Ia menambahkan, menjaga kebersihan sungai dan menghindari sedimentasi merupakan solusi menjaga air baku tetap tersedia. Karena itu, PDAM Tirta Musi mengimbau masyarakat menjaga sungai dengan tidak merusak dan tidak membuang sampah anorganik dan rutin membersihkan sungai.  antara ed: ratna puspita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement