Senin 25 Aug 2014 19:30 WIB

Iuran Komite Sekolah Jangan Bebani Masyarakat

Red: operator

ANDOOLO - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, mengimbau agar iuran komite sekolah tidak memberatkan masyarakat atau orang tua murid. Komite sebagai perhimpunan orang tua siswa harus menjadi mitra dalam merencanakan, menjalankan, dan mengawasi program sekolah.

“Ya, namanya mitra berarti memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi tantangan atau menciptakan ide demi kemajuan kualitas proses belajar mengajar,” kata Wakil Ketua DPRD Konawe Selatan Irham Kalenggo di Andoolo, Ahad (24/8).

Politikus Partai Golkar itu mengatakan, iuran yang dipungut dari siswa idealnya dirumuskan secermat mungkin sehingga besarannya tidak memberatkan masyarakat. Ketidaksepakatan mengenai besaran iuran komite harus dimusyawarahkan untuk menemukan solusi terbaik.

Ketidaksepakatan orang tua terkait besaran iuran komite sekolah terjadi di SMA 6 Andoolo, Konawe Selatan. Orang tua yang memprotes keputusan beban iuran komite sebesar Rp 960 ribu per siswa setiap tahun pelajaran di SMA 6 Andoolo.

Besaran uang tersebut diputuskan dalam rapat komite SMA 6. Besaran yang harus dibayar setiap siswa tersebut diperuntukkan honor guru tidak tetap sebesar Rp 15 ribu. Ada 15 orang guru tidak tetap di sekolah tersebut dengan total jam pelajaran 450 jam per tahun.

Gania (41 tahun), orang tua siswa SMA 6, mengatakan, keputusan tersebut bisa menyebabkan siswa putus sekolah. “Katanya pendidikan gratis tetapi kenyataannya siswa dibebankan membayar uang komite yang dinilai memberatkan siswa yang orang tuanya tidak mampu,” kata dia.

Orang tua siswa lainnya, Bustamin, mengaku sangat berat kalau harus membayar uang komite sekolah.  “Keputusan ini tentunya kami tolak karena kami tidak sanggup untuk membayar uang komite sebesar Rp 960 ribu. Dengan besaran itu, lebih baik mogok sekolah saja dari pada harus dipaksakan,” kata dia.

Kepala SMA Negeri 6 Siti Umirati mengatakan, biaya tersebut diputuskan oleh orang tua siswa dalam rapat komite. Kendati demikian, dia mengatakan, hasil keputusan Komite Sekolah akan dievaluasi karena orang tua siswa keberatan. antara ed: ratna puspita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement