Senin 12 Sep 2022 02:51 WIB

Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat Bonanza Libatkan KNKT

Hasil investigasi penyebab jatuhnya pesawat ini harus disampaikan secara transparan.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Friska Yolandha
KRI dr Soeharso-990 melintas di Selat Madura, Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/9/2022). TNI Angkatan Laut berhasil menemukan Pesawat Udara (pesud) latih jenis G-36 Bonanza T-2503 di sekitar 15 meter di bawah permukaan air laut yang jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan akan dilakukan proses pengangkatan pesawat.
Foto: ANTARA/Rizal Hanafi
KRI dr Soeharso-990 melintas di Selat Madura, Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/9/2022). TNI Angkatan Laut berhasil menemukan Pesawat Udara (pesud) latih jenis G-36 Bonanza T-2503 di sekitar 15 meter di bawah permukaan air laut yang jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan akan dilakukan proses pengangkatan pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, investigasi terhadap jatuhnya pesawat latih Bonanza T-2503 di Selat Madura akan segera dilakukan. Yudo mengungkapkan, ia telah menunjuk Inspektur Jenderal AL (Irjenal) Laksda Sunaryo sebagai kepala tim investigasi dan bakal melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Nanti akan kita libatkan KNKT sebagai lembaga negara yang memiliki kewenangan atau kompetensi dalam kecelakaan pesawat, akan kita libatkan KNKT selain Inspektur Jenderal AL kita tunjuk bersama Komandan Puspenerbal dan juga akan melibatkan tim dari KNKT," kata Yudo kepada wartawan di Jakarta Utara, Ahad (11/9/2022).

Baca Juga

Yudo menegaskan, hasil investigasi penyebab jatuhnya pesawat ini harus disampaikan secara transparan. Sehingga hal serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

"Karena ini untuk evaluasi ke depan, jangan terjadi lagi terhadap pesawat-pesawat kita, sehingga hasilnya harus transparan," tegas Yudo.

Sebelumnya diberitakan, pesawat latih milik TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 dinyatakan hilang pada Rabu (7/9/2022) di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), yakni di Perairan Laut Selat Madura antara Kabupaten Bangkalan, Madura dan Gresik. Pesawat itu akhirnya ditemukan keesokan harinya, Kamis (8/9/2022) di kedalaman kurang lebih 15 meter.

Dua penerbang pesawat itu ditemukan dalam kondisi meninggal. Keduanya, yakni Kapten Laut (Anumerta) Yudistira Eka Permadi dan kopilot Letnan Satu Laut (Anumerta ) Dendy Kresna Bhakti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement