Kamis 28 Jul 2022 21:27 WIB

Pemerintah Identifikasi Titik Rawan Bencana Karhutla

Sejumlah daerah yang rawan terjadi karhutla antara lain Riau, Sumatera Selatan.

Rep: febrianto adi saputro/ Red: Hiru Muhammad
Anggota Satgas Karhutla Jambi melakukan simulasi pemadaman saat mengikuti Apel Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi Tahun 2022 di Makorem 042/Garuda Putih, Jambi, Jumat (10/6/2022). Gubernur Jambi Al Haris menyebutkan bencana Karhutla telah menghanguskan 62 hektare lahan di daerah itu sepanjang tahun ini.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Anggota Satgas Karhutla Jambi melakukan simulasi pemadaman saat mengikuti Apel Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi Tahun 2022 di Makorem 042/Garuda Putih, Jambi, Jumat (10/6/2022). Gubernur Jambi Al Haris menyebutkan bencana Karhutla telah menghanguskan 62 hektare lahan di daerah itu sepanjang tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menkopolhukam Mahfud MD, mengatakan pemerintah telah mengidentifkasi sejumlah titik rawan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pemerintah memprediksi karhutla terjadi pada Agustus-September mendatang.

"Itu sudah kita identifikasi di titik mana yang rawan, itu sudah diidentifikasi," kata Mahfud usai Rapat Koordinasi Khusus penanganan Karhutla 2022 di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga

Mahfud mengungkapkan sejumlah daerah yang rawan terjadi karhutla antara lain Riau, Sumatera Selatan. Sejumlah provinsi di pulau Kalimantan yang juga menjadi titik rawan terjadi bencana karhutla yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. "Kita perlu kerja sama untuk (penanganan karhutla) itu, jadi identifikasi itu tadi sudah ada," ucapnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanthi, mengatakan KLHK melakukan pemantauan baik di lahan mineral maupun lahan gambut. Pihaknya juga sudah melakukan pendekatan identifikasi provinsi yang rawan terjadi kebakaran hutan. 

 

"Jadi ada beberapa provinsi yang memang sudah menjadi bagian atau diklaster menjadi rawan kebakaran hutan, termasuk Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, ada 11 kalau tidak salah. Di daerah itu kita tentu saja melakukan pemantauan atau pencegahan yg lebih dibanding dengan provinsi lain," jelasnya.

Namun demikian KLHK tetap akan melakukan pemantauan di seluruh provinsi. Menurutnya bukan tidak mungkin titik-titik api muncul api di luar provinsi yang rawan terjadi karhutla. "Prinsipnya adalah mencegah agar tidak terjadi titik-titik api. Yang kedua apabila ada api maka api itu tidak akan sempat menjadi besar," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement