Rabu 19 Jan 2022 17:13 WIB

Kemenkes: 87 Jamaah Umrah Positif Covid-19, 10 Probable Omicron

Kemenag menyatakan jika tak terkendali Kemenkes harus menyetop haji dan umrah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Sejumlah calon jamaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jamaah akibat pandemi Covid-19. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah calon jamaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jamaah akibat pandemi Covid-19. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Kementerian Kesehatan membenarkan 10 dari 87 jamaah umrah Indonesia yang positif Covid-19, probable Omicron. "Iya benar dari data ada 87 kasus positif dari jamaah umrah, tadinya ada 28 orang. Sepuluh yang probable Omicron,” kata Nadia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (19/1/2022).

Sebelumnya, Konsul Haji dan Umrah Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah, Endang Jumali, mengakui ada 28 jemaah WNI positif Covid-19 usai melaksanakan ibadah umrah di Arab Saudi. Jamaah yang positif Covid-19 itu merupakan perwakilan pimpinan agen perjalanan.

Baca Juga

Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa memastikan apakah umrah di masa pandemi ini akan dihentikan sementara karena sudah ada tim advance terpapar Covid-19 varian baru omicron. Kemenag saat ini hanya mengikuti ketentuan yang sudah ada, jika ada yang terpapar Covid-19 harus dikarantina.

"Jika ternyata memang tidak bisa dikendalikan ya pemerintah harus menyetop, melalui Kementerian Kesehatan," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Kemenag, Hilman Latief.

Karena kata dia, jika tidak ada keputusan dari pemerintah, maka setiap orang bisa leluasa keluar masuk Indonesia. Jadi larangan ke luar negeri ini tidak hanya untuk kepergian untuk ibadah umrah tapi untuk semua perjalanan luar negeri.

"Kalau tidak ada larangan orang bisa pergi kapan saja," katanya.

Hilman memastikan saat ini pihaknya sedang fokus bagaimana protokol kesehatan dapat dijalankan semua jamaah Indonesia, ketika berada di dalam dan luar negeri. Protokol kesehatan penting sebagai ikhtiar untuk tidak terpapar virus.

"Mungkin itu tinggal kita fokus ke prokes saja," katanya

Menurutnya, orang yang terpapar Covid-19 ini bukan suatu hal yang baru di Indonesia, karena, sebelumnya sudah jutaan orang terpapar virus ini. Pemerintah sudah mengatasi masalah ini dengan menyiapkan tempat karantina bagi yang terpapar Covid-19.

"Kalau yang positif dari dulu udah jutaan ya biasa aja gitu. Kalau positif ya tinggal karantina, sudah sudah ada mekanismenya," katanya.

Saat ini kata dia, Kemenag sedang konsentrasi menyambut kepulangan jamaah umroh. Kemenag akan terus memantau perkembangan jamaah setelah pulang dari perjalanan ibadah umrah. "Dari Kemenag berfokus pada kepulangan jamaah, kita pantau seperti apa kondisinya nanti apa yang bisa disiapkan untuk mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement