Ahad 09 Jan 2022 06:26 WIB

68 Bencana Terjadi pada Pekan Pertama 2022

Banjir menjadi bencana yang sering terjadi, yaitu 38 bencana hingga 8 Januari 2022.

Warga berjalan menembus banjir di Pasar Youtefa Abepura, Jayapura, Papua, Jumat (7/1/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan telah terjadi 68 kejadian bencana alam pada pekan pertama awal 2022 atau dalam periode 1 hingga 8 Januari.
Foto: ANTARA FOTO/Fredy Fakdawer
Warga berjalan menembus banjir di Pasar Youtefa Abepura, Jayapura, Papua, Jumat (7/1/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan telah terjadi 68 kejadian bencana alam pada pekan pertama awal 2022 atau dalam periode 1 hingga 8 Januari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan telah terjadi 68 kejadian bencana alam pada pekan pertama awal 2022 atau dalam periode 1 hingga 8 Januari. Dari data yang diterima, kejadian bencana alam yang terjadi akibat faktor hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, serta gelombang pasang.

Banjir menjadi bencana yang sering terjadi. Tercatat 38 bencana banjir terjadi sepanjang periode 1 hingga 8 Januari 2022.

Baca Juga

Kemudian cuaca ekstrem sebanyak 16 kali, tanah longsor 12 kali, kebakaran hutan dan lahan sertagelombang pasang masing-masing satu kali. Dari seluruh bencana alam itu mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia, 15 luka-luka, dan 140.620 jiwa terdampak serta mengungsi. 

Selain itu, sebanyak 528 rumah rusak yang terdiri atas 46 rusak berat, 72 rusak sedang, dan 410 rusak ringan. Bencana yang terjadi juga membuat tiga fasilitas pendidikan rusak, enam tempat peribadatan rusak, dan satu fasilitas kesehatan rusak.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan resiliensi Indonesia dalam menghadapi bencana alam maupun nonalam. Suharyanto tidak hanya mendorong anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mewujudkannya, namun kepada para tokoh masyarakat, agama, dunia usaha serta media.

"Mari kita bersama-sama bergerak untuk meningkatkan resiliensi Indonesia menghadapi bencana alam dan non-alam," kata dia.

Suharyanto mengatakan kondisi Indonesia di jalur gunung api dunia, diapit oleh dua lempeng samudra dan benua yang dilintasi. Ini menjadikan aktivitas tektonik vulkanik dan hidrometeorologi tertinggi di dunia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement