Jumat 30 Jul 2021 12:11 WIB

Bagikan Bansos, Jokowi Minta Masyarakat Tahan Banting

Jokowi memahami situasi sulit yang dihadapi masyarakat di tengah pemberlakuan PPKM.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Jokowi  meluncurkan pemberian paket obat isolasi mandiri untuk pasien Covid-19 di Jakarta. Dan saat ini Presiden Jokowi juga memberikan bantuan produktif untuk usaha mikro di Istana Merdeka.
Foto: dok. Istimewa
Presiden Jokowi meluncurkan pemberian paket obat isolasi mandiri untuk pasien Covid-19 di Jakarta. Dan saat ini Presiden Jokowi juga memberikan bantuan produktif untuk usaha mikro di Istana Merdeka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat bekerja lebih keras dan tahan banting, di tengah perekonomian yang sedang tertekan ini. Pernyataan Jokowi ini disampaikannya saat membagikan bantuan produktif untuk usaha mikro di Istana Merdeka, Jumat (30/7).

Jokowi memahami situasi sulit yang dihadapi masyarakat di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan (PPKM). Namun ia menekankan, kesulitan tidak hanya dihadapi pelaku usaha mikro saja, tapi juga pelaku usaha skala menengah hingga besar.

Baca Juga

Pelaksanaan PPKM darurat, imbuh presiden, adalah kebijakan yang mau tidak mau harus diambil pemerintah demi menekan penyebaran virus. Langkah ini pun mulai memperlihatkan hasil positif. Jokowi mengklaim bahwa pelan tapi pasti lonjakan kasus Covid-19 dalam dua bulan terakhir mulai bisa dikendalikan.

"Karena itu, bapak ibu semuanya harus bekerja lebih keras lagi, tahan banting. Saya ngomong apa adanya bukan menakut-nakuti. Tapi kasus virus corona ini akan selesai kapan? WHO pun juga belum bisa memprediksi. Yang kita jalankan dialah sisi kesehatan ditangani, sisi ekonomi juga pelan-pelan dijalankan," ujar Jokowi.

Presiden pun menyampaikan optimismenya bahwa penularan bisa ditekan penuh. Hari ini misalnya, ia mencatat tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran sudah anjlok ke angka 38 persen. Angka ini jauh dibanding tingkat keterisian pada awal Juli lalu yang sempat menyentuh 90 persen.

"Ini juga patut kita syukuri dan saya melihat angka-angka tadi di Jawa mulai melandai turun pelan-pelan, tetapi yang di luar Jawa gantian. naik. Inilah memang varian delta ini penularannya sangat cepat sekali," kata Jokowi.

Presiden juga menyampaikan mengenai opsi PPKM darurat yang pada awal Juli lalu dipilih pemerintah. Menurutnya, Indonesia tidak bisa menerapkan penguncian wilayah alias lockdown total seperti yang dijalankan sejumlah negara. Diterapkannya PPKM darurat saja, ujar Jokowi, sudah membuat masyarakat menjerit kesulitan.

"PPKM darurat itu kan namanya semi lockdown, itu masih semi saja saya sudah misalnya masuk kampung, saya masuk ke daerah semuanya menjerit untuk dibuka. Saya kira bapak ibu juga sama, mengalami hal yang sama," kata Jokowi.

Kebijakan lockdown, ujar presiden, belum bisa menjamin menyelesaikan permasalahan yang ada. Ia pun meminta penerima bansos agar bisa bekerja lebih keras meskipun omzet anjlok di tengah sepinya pembeli. Menurutnya, masyarakat tetap harus bertahan hingga pandemi bisa diatasi.

"Kita masih berproses menuju pada vaksinasi 70 persen yang kita harapkan nanti akhir tahun ini bisa kita selesaikan insya Allah. Kalau sudah 70 persen paling tidak daya tular dari virus ini menjadi agak terhambat. Kalau sudah tercapai yang namanya kekebalan komunal atau herd immunity," kata Jokowi.

Seperti diketahui, pemerintah menganggarkan Rp15, 3 triliun untuk bantuan presiden produktif bagi pelaku usaha mikro. Jumlah tersebut dibagikan kepada 12,8 juta pelaku usaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement