Jumat 07 May 2021 19:10 WIB

Bantu Tuna Netra, Kemensos Terima Hibah Mesin Cetak Braile

Mesin ini membantu anak netra mandiri mengurangi ketergantungan pada orang lain.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto
Penyandang disabilitas Rahmat Iqbal (kanan) didampingi mahasiswa jurusan teknik industri ITTS Moch Bagus Indrastata (kedua kanan) meraba cetakan huruf braille dari mesin cetak braille di Gedung Institut Teknologi Telkom Surabaya, Jawa Timur, Rabu (28/4/2021). Pengembangan mesin cetak braille dengan fitur suara (voice) tersebut merupakan bentuk kepedulian PT Telkom Indonesia terhadap penyandang disabilitas yang disalurkan melalui program CSR kepada Yayasan Tan Miyat bekerja sama dengan ITTelkom Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Foto: Antara/Moch Asim
Penyandang disabilitas Rahmat Iqbal (kanan) didampingi mahasiswa jurusan teknik industri ITTS Moch Bagus Indrastata (kedua kanan) meraba cetakan huruf braille dari mesin cetak braille di Gedung Institut Teknologi Telkom Surabaya, Jawa Timur, Rabu (28/4/2021). Pengembangan mesin cetak braille dengan fitur suara (voice) tersebut merupakan bentuk kepedulian PT Telkom Indonesia terhadap penyandang disabilitas yang disalurkan melalui program CSR kepada Yayasan Tan Miyat bekerja sama dengan ITTelkom Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) RI menerima hibah satu unit Mesin Braile Embosser dengan fitur voice Rp 350 juta dari Institut Teknologi Telkom (ITT) Surabaya. Hibah mesin diserahkan langsung oleh Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arief Sardjono dan diterima Menteri Sosial Tri Rismaharini yang dituangkan dalam berita acara serah terima. 

“Hibah mesin Braile membantu anak-anak netra mandiri, mudah belajar, bisa melanjutkan kehidupan serta mengurangi ketergantungan pada orang lain, ” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat Jakarta, Jumat (7/5).

Bagi anak netra, kata Mensos, selain bisa mandiri, tapi juga lebih berdaya dengan membaca sehingga akan bisa belajar. 

“Anak netra bisa mandiri dengan membaca buku dengan tulisan braile tentang belajar ternak, membuat kue, membuat kopi, serta ternak,” ujar Mensos 

 

Cara kerja dari mesin braile ini, adalah dari buku biasa lalu di-covert menjadi huruf-huruf braile dalam buku yang menjadi mudah untuk dibaca.

“Dari buku biasa yang di-convert menjadi huruf-huruf braile dalam buku dan itu menjadi lebih mudah bagi anak-anak netra,” ungkap Mensos.

Rektor IT Telkom Surabaya Dr Tri Arief Sardjono menyatakan, kelebihan Mesin Braile Embosser tidak hanya didukung kecepatan 1.200 halaman per jam, tapi juga dilengkapi dengan 14 fitur suara.

“Mesin ini untuk publisher yang didukung kecepatan 1.200 halaman per jam dan kelebihan lainnya ada 14 fitur suara dan itu tidak ada di mesin-mesin braile serupa buatan dari luar negeri,” ujar Tri Arief Sardjono.

Cukup menekan tombol sekali akan keluar suara yang menginformasikan suatu fungsi, jika diteruskan sekali lagi, maka akan bekerja sesuai dengan suara yang diinformasikan tersebut.

“Kelebihan mesin braile hemat listrik, kompatibel, bergaransi seumur hidup, diproduksi dalam negeri kecuali untuk komponen IC,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement