Rabu 07 Apr 2021 19:07 WIB

Pemerintah 'Bakar' Rp 500 M untuk Bebas Ongkir Harbolnas

Bebas ongkir hanya berlaku untuk produk-produk nasional. 

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Airlangga Hartarto
Foto: Istimewa
Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya menggenjot konsumsi masyarakat demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya dengan membuat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Lebaran nanti. 

Harbolnas ini akan digelar serentak di sejumlah marketplace pada H-10 dan H-5 Hari Raya Idul Fitri. Tak tanggung-tanggung, pemerintah juga menyiapkan Rp 500 miliar untuk subsidi biaya ongkos kirim. Tapi, rencananya bebas ongkir hanya berlaku untuk produk-produk nasional saja. 

"Pemerintah juga mendorong hari belanja nasional yang terjadi di H-10 dan H-5 (Lebaran). Di mana untuk hari belanja nasional melalui online itu ditujukan untuk produk nasional dan pemerintah akan mensubsidi ongkos kirim. Sehingga pemerintah menyiapkan Rp 500 miliar," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers usai rapat terbatas, Rabu (7/4). 

Pelaksanaan Harbolnas Lebaran ini tak lain demi menggenjot kinerja ekonomi nasional. Pemerintah masih harus bekerja keras untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi yang minus sepanjang tahun 2020 lalu akibat pandemi. Karena perdagangan dan investasi masih sulit bangkit, maka konsumsi rumah tangga menjadi sektor yang disasar pemerintah. 

 

Selain Harbolnas dengan subsidi bebas ongkirnya, pemerintah juga mengupayakan bangkitnya ekonomi nasional melalui penyaluran tunjangn hari raya (THR). Perusahaan pun diminta membayarkan THR secara tepat waktu karena pemerintah beranggapan telah memberikan sejumlah insentif usaha. 

Bila THR disalurkan dengan tertib, pemerintah memprediksi ada aliran dana hingga Rp 215 triliun yang mengalir ke pasar. Tentu, angka ini mengasumsikan seluruh karyawan ramai-ramai membelanjakan THR yang diterimanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement