REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendukung gerakan nasional donor plasma konvalesen sebagai upaya kesembuhan bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. Namun, wapres mengatakan, plasma konvalesen tidak selamanya ada di tubuh penyintas Covid-19, melainkan hanya sekitar tiga bulan pascakesembuhan.
"Dengan periode donor plasma adalah 14 hari maka diperlukan strategi yang tepat untuk pelaksanaan donor plasma konvalesen," kata Ma'ruf dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen secara daring, Senin (18/1).
Ma'ruf menilai perlu ketersediaan dukungan sistem data yang terintegrasi antara rumah sakit dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengetahui data penyintas Covid-19 atau potensi calon donor. Termasuk, penambahan peralatan/mesin apheresis untuk pengolahan darah di Unit Donor Darah atau UDD yang menerima pelayanan donor plasma konvalesen.
Namun, Ma'ruf mengatakan, yang terpenting gerakan bersama ini dapat menggugah empati dan memotivasi para penyintas Covid-19 untuk sukarela mendonorkan plasma konvalesen untuk membantu kesembuhan pasien Covid-19 yang saat ini tengah dirawat di berbagai rumah sakit. Sebab, kata Ma'ruf, selain membantu menyelamatkan nyawa manusia, ini sekaligus mampu menekan angka kematian akibat Covid-19.
"Dalam kondisi seperti sekarang ini, solidaritas yang tinggi sangat diperlukan di masyarakat. Khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain," katanya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk saling bahu-membahu dan tolong-menolong sesama sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Khususnya bagi para penyintas Covid-19 untuk membantu menyelamatkan sesama melalui donor plasma konvalesen.
"Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih kepada PMI dan UDD PMI di daerah yang telah berperan aktif mendukung pelaksanaan dan memberikan layanan donor plasma konvalesen," kata Ma'ruf.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
