Senin 11 Jan 2021 16:55 WIB

Tim IPB Turut Mencari Pesawat Sriwijaya SJ 182

Tim IPB dibekali alat pendeteksi echosounder.

IPB University mengirimkan tim untuk membantu pencarian bangkai pesawat Sriwijaya SJ 182 yang disinyalir jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1).
Foto: Dok IPB University
IPB University mengirimkan tim untuk membantu pencarian bangkai pesawat Sriwijaya SJ 182 yang disinyalir jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  IPB University turut berpartisipasi mencari bangkai pesawat Sriwijaya SJ 182 yang disinyalir jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1). IPB mengirimkan utusan pencarian yang dipimpin Dr Syamsul Bahri Agus, kepala Program di Pusat Studi Bencana (PSB), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. 

Dr Syamsul Bahri bekerja  sama dengan masyarakat Pulau Lancang melakukan pencarian dengan menggunakan alat pendeteksi echosounder. Dengan peralatan ini, paling tidak upaya penelusuran berbagai obyek dapat dilakukan sehingga semua lokasi sebaran dari berbagai benda yang berasal dari pesawat SJ bisa dikumpulkan. 

“Lokasi yang diduga titik jatuh dan sebaran puing-puing pesawat bersubstrat berlumpur dengan tingkat visibility rendah. Sehingga harus dilakukan secara teliti atau dapat memastikan obyek benda atau bukan. Tim berada di lapangan untuk bersama-sama dengan pihak lain melakukan pencarian,” kata Dr Syamsul Bahri dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (11/1).

photo
Tim IPB University dibekali alat pendeteksi echosounder.  (Foto: Dok IPB University)

Pada Ahad (10/1),  Tim Ilmu Kelautan IPB University berhasil mendeteksi paparan logam di dasar perairan Pulau Lancang. Lokasi tersebut berada di arah selatan lepas pantai Pulau Lancang, sejauh 8 mil dari bibir pantai pulau tersebut.

“Ada objek mencurigakan yang kami yakini adalah logam yang merupakan bagian besar dari pesawat Sriwijaya. Objek tersebut terdeteksi sepanjang sekitar 1 mil di radius pendeteksian. Deteksi data logam berat tersebut dilakukan oleh alat instrumen kelautan sederhana Echo Sounder Aquamap 80 Garmin. Data-data tersebut kemudian kami berikan kepada tim pencarian Kopaska TNI AL dan juga tim Basarnas,” imbuhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement