Senin 04 Jan 2021 17:30 WIB

Presiden: Republika Hadir Sebagai Koran yang Mencerahkan

Presiden Jokowi berharap, Republika terus menginspirasi masyarakat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Presiden RI Joko Widodo memberikan ucapan selamat Ulang Tahun ke-28 kepada Republika di Jakarta, Senin (4/1). Perayaan acara ulang tahun Republika ke-28 ini juga dimeriahkan dengan diskusi webinar.
Foto: Prayogi/Republika.
Presiden RI Joko Widodo memberikan ucapan selamat Ulang Tahun ke-28 kepada Republika di Jakarta, Senin (4/1). Perayaan acara ulang tahun Republika ke-28 ini juga dimeriahkan dengan diskusi webinar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus menyampaikan ucapan selamat milad ke-28 tahun untuk Harian Republika, Senin (4/1). Dalam ucapan yang dikemas dalam bentuk video, Presiden menyebutkan bahwa sejak 28 tahun lalu, Republika hadir sebagai koran yang independen, mencerahkan, dan memberikan inspirasi kepada pembacanya.

Presiden pun berharap, Republika bisa melanjutkan peranannya dalam mengedukasi masyarakat melalui berita yang menginspirasi. "Saya mengucapkan selamat milad ke-28 tahun Republika. Teruslah memberikan inspirasi dan edukasi kepada masyarakat," kata Jokowi.

Baca Juga

Edisi pertama Harian Republika terbit pada 4 Januari 1993 silam. Saat lahir di industri media massa nasional, Republika tak bisa dilepaskan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang memang menjadi rahim asli harian ini. Kendati dalam perjalanannya Republika 'berganti kepemilikan' pada 2000, warna Republika tetap tidak serta-merta luntur.

Perubahan komposisi kepemilikan saham dengan masuknya Mahaka Media yang menjadi pemegang saham mayoritas tidaklah mengubah haluan koran umat ini. Saat itu, ketika Republika hendak memasuki usia kedelapan, keinginan mengelola Republika menjadi perusahaan yang lebih profesional dan modern bertumbuk dengan pesatnya informasi melalui dunia maya dan media sosial.

Namun, komitmen Republika yang senantiasa memegang teguh prinsip 3M2K (muslim, moderat, modern, kebangsaan, dan kerakyatan) lambat laun meyakinkan publik bahwa Republika tetap hadir sebagai media umat. Kerinduan umat terhadap adanya media yang dapat menyalurkan aspirasi suara Muslim Indonesia tetap menemui tumpuannya pada harian ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement