Sabtu 14 Nov 2020 19:05 WIB

Libur Panjang Berkontribusi Penambahan Kasus COvid-19

Sejumlah daerah masih tak patuh protokol kesehatan

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Subarkah
Pengunjung berswafoto saat liburan di Pabrik Gula Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/11/2020). Pabrik gula yang didirikan tahun 1871 tersebut dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX dan memiliki fasilitas wahana wisata untuk mengenalkan sejarah perindustrian gula nusantara.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Pengunjung berswafoto saat liburan di Pabrik Gula Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/11/2020). Pabrik gula yang didirikan tahun 1871 tersebut dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX dan memiliki fasilitas wahana wisata untuk mengenalkan sejarah perindustrian gula nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo menilai libur panjang pada akhir Oktober lalu kemungkinan berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19 harian saat ini. Pada Sabtu (14/11), kasus positif Covid-19 harian sebanyak 5.272 kasus.

"Libur panjang yang baru saja berlalu menyisakan kasus yang terjadi. Ya kita lihat tadi peningkatan. Jadi saya pikir ada keterkaitan," kata Doni, dalam telekonferensi, Sabtu (14/11).

Doni mengatakan, meskipun saat ini terjadi peningkatan namun relatif lebih bisa dikendalikan jika dibandingkan peningkatan kasus yang terjadi September lalu. Menurutnya, lonjakan kasus pada November tidak lebih parah dari lonjakan yang terjadi pada September lalu.

Walaupun demikian, persentase kasus aktif di Indonesia lebih rendah dari dunia. Demikian juga dengan kasus sembuh di Indonesia yang lebih tinggi dari dunia. Namun, terkait status meninggal masih lebih tinggi dari dunia.

Dari total keseluruhan kasus Covid-19 di Indonesia, kasus aktifnya 12,9 persen dan kasus sembuh 83 persen. Kasus meninggal di Indonesia sebanyak 3,3 persen, lebih tinggi dari dunia yang sebanyak 2,4 persen.

Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, perlu menjadi perhatian jumlah zona oranye yang saat ini masih mendominasi yaitu 370 kabupaten/kota. Sementara itu, jumlah zona merah saat ini sebanyak 27 kota. Zona oranye, kata Wiku harus memberikan perhatian lebih agar jangan sampai berubah menjadi zona merah.

Selain itu, terkait perubahan perilaku masyarakat sampai level RT/RW, kebanyakan dinilai sangat patuh terhadap protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Walaupun demikian, sejumlah daerah masih tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement