Rabu 30 Sep 2020 04:03 WIB

Legislator: Gaya Komunikasi Publik Menteri Terawan Lemah

Legislator menilai gaya komunikasi publik Menkes Terawan lemah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Satgas Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19 DPP Partai Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena.
Foto: Istimewa
Ketua Satgas Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19 DPP Partai Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menyoroti gaya kepemimpinan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Dirinya mengkritisi gaya komunikasi publik Terawan dan jajarannya yang dinilai lemah. 

"Banyak yang sudah dan akan dilakukan namun tidak terpublikasi secara baik ke publik melalui media massa sehingga kinerja Menkes dan Kemenkes seolah-olah tertutup oleh kementrian atau lembaga lain yang mampu tampilkan kinerjanya dengan baik ke publik melalui media massa," kata Melki dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/9).

Baca Juga

Melki juga mendorong Menkes dan jajarannya untuk terus bekerja menangani aspek kesehatan secara optimal. Selain itu ia juga meminta agar Kemenkes menkonsolidasikan semua pihak yang juga menangani hal yang sama, seperti TNI, Polri, BIN, BUMN, BNPB dan lainnya sehingga sinergi berjalan baik. 

"Kami juga mendorong komunikasi publik Menkes dan jajarannya dibenahi secara optimal sehingga publik mengetahui secara baik apa yang sudah dan akan dilakukan sehingga mendorong optimisme dan kepercayaan publik dalam merespon apapun dinamika Covid-19 di seluruh penjuru tanah air," ungkap politikus Partai Golkar itu.

Kendari demikian dirinya meyakini Menkes dan seluruh jajaran Kemenkes sejak awal pandemi terus bekerja dan memastikan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang menjadi tanggungjawabnya bekerja secara optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak korban tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

"Kemenkes menjadi klaster perkantoran yang terbanyak terpapar Covid-19 menunjukkan kerja keras Menkes dan jajaran Kemenkes serta seluruh sumber daya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan sudah dikerahkan," ujarnya. 

Publik sebelumnya mempertanyakan kinerja Menkes dalam upaya menghadapi virus corona. Sosoknya seolah-olah menghilang setelah diawal-awal terkesan menyepelekan kemunculan virus corona. Tidak hanya bagi publik dalam negeri, media asing pun ikut menyoroti.

Asia Times melaporkan, meskipun setidaknya 107 dokter dan 74 perawat telah meninggal karena Covid-19, infeksi yang terjadi di kantor Kemenkes di Kuningan, Jakarta Selatan, tampaknya menunjukkan pemerintah tidak mempraktikkan protokol kesehatan sebagaimana yang diberitakan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement