Senin 25 May 2020 17:21 WIB

'Raih Kemenangan Lawan Pandemi di Hari yang Fitri'

Solidaritas sesama warga negara itu masih ada dan masih cukup kuat.

Ilustrasi Idul Fitri
Foto: MGIT03
Ilustrasi Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran pandemi virus Corona atau Covid-19 telah menimbulkan persoalan kesehatan masyarakat secara nasional dan problematika kebangsaan lainnya. Hal ini berdampak ke berbagai sektor seperti ekonomi, sosial, budaya hingga keagamaan. Pada momentum Hari Raya Idul Fitri ini patut menjadi semangat bangsa ini untuk meraih kemenangan melewati berbagai persoalan termasuk pandemi ini.

Tokoh Muda Nahdatul Ulama (NU), Adnan Anwar, mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, secara umum Indonesia masih lebih baik, sehingga masyarakat bangsa ini patut bersyukur akan hal ini. Karena Indonesia didukung budaya saling tolong menolong dan bergotong royong untuk membantu antarsesama warga negara.

“Karena itu marilah kita sesama warga bangsa ini untuk saling tolong-menolong, saling membantu. Kita lihat di luar banyak kelompok masyarakat yang mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan baik yang bersifat masif maupun particular terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap Covid-19 ini. Dan ini sangat luar biasa solidaritas ini,” ujar Adnan Anwar, Senin (25/5).

Adnan menyampaikan bahwa ini semua adalah bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ‘terlatih’ menghadapi bencana dan tidak cengeng karena adanya semangat gotong royong. Hal ini dikarenakan semangat kegotong royongan yang menjadi ciri kahas bangsa ini itu tidak hilang dan masih ada.

“Solidaritas sesama warga negara itu masih ada dan masih cukup kuat. Sehingga kita masih optimis bahwa bangsa kita masih punya social capital yang kuat, terutama untuk menolong sesama tanpa memandang suku, agama, ras dan adatnya,” kata Mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar NU tersebut.

Lebih lanjut Adnan mengatakan bahwa pandemi yang terjadi pada momen puasa Ramadhan, hari Kebangkitan Nasional dan Hari Raya Idul Fitri ini pada hakekatnya adalah kembali kepada keluarga inti, yakni pada orang tua  maupun anak kita, yang mana mungkin setelah sekian tahun yang lalu banyak dilupakan.

“Kekuatan endogen dari  keluarga inti yakni keluarga yang menyatu kembali seperti jaman-jaman dahulu. Keluarga yang kokoh itu menjadi pilar dari kokohnya agama dan kokoknya negara. Ini yang saya lihat dari peristiwa Covid-19 ini dengan tiga peristiwa itu memiliki efek yang sangat luar biasa. Bahwa kerekatan keluarga itu telah terjadi lagi, setelah cukup lama agak renggang karena mengalami problem modernisasi dan globalisasi,” tutur Adnan.

Selain itu, pria yang juga menjadi Instruktur Pendidikan Kader Penggerak Nahdatul Ulama (PKPNU) Nasional ini menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 ini telah menjadi pembelajaran yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Pembelajarannya itu sendiri ada dua, artirnya dari aspek negara dan pemerintah.

“Dimana hal-hal pokok yang sifatnya pondasi saya kira tidak boleh ditinggalkan oleh pemerintah. Contohnya soal ketahanan pangan, kemudian manufaktur industri dalam negeri tentunya ini menjadi hal yang harus dipikirkan, karena ini merupakan bagian dari pondasi kita,” terang pria yang pernah menjadi peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement