Selasa 10 Mar 2020 01:31 WIB

KPAI: Peran Utama Orang Tua Mengawasi Kegiatan Anak

Orang tua harus sering berdiskusi dengan anak jangan biarkan mereka di kamar sendiri.

Rep: Haura Hafizhahn/ Red: Agus Yulianto
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti (Republika TV/Muhammad Rizki Triyana)
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti (Republika TV/Muhammad Rizki Triyana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut orang tua merupakan peran utama untuk mengawasi kegiatan anak yang bermain gadget. Salah satunya dengan membuat komitmen terhadap anak yang sudah memiliki telepon genggam. Sehingga, anak  tidak bisa menonton audio visual yang tidak pantas dipertontonkan di media maya. 

"Gini deh, kasus pembunuhan yang dilakukan remaja berusia 15 tahun kepada bocah berusia 5 tahun kemarin membuat kami sadar kalau orang tua harus punya komitmen terhadap anaknya yang diberikan telepon genggam. Orang tua itu peran utama. Jika ditemukan si anak memakai password di telepon genggamnya pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Orang tua harus bilang sama si anak. Mereka masih membelikan pulsa segala macam dan tidak ada yang boleh disembunyikan. Harus ada komitmen yang kuat," kata Komisioner Bidang Pendidikan dari KPAI Retno Listyarti di gedung KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/3).

Kemudian, orang tua harus sering berdiskusi dengan anak jangan biarkan mereka ada di dalam kamar dan sibuk sendiri untuk mengakses internet secara bebas dan melihat audio visual yang tidak sesuai usianya.

"Memberikan fasilitas seperti wifi dan tidak mengontrol anak membuat si anak bisa akses apapun. Mereka mengakses pasti di tengah malam sehabis belajar dan orang tua mereka tidur. Nah, disini orang tua harus mengontrol wifi tersebut kan tanggung jawab orang tua," kata dia.

Dia menambahkan, walaupun negara memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak. Namun,  peran orang tua jauh lebih penting untuk menjadi banteng utama dalam pengawasan terhadap anak.

"Yang utama sebenarnya adalah orang tua di rumah dan lingkungan keluarga agar anak lebih terarah dan terkontrol untuk tidak melakukan penyimpangan," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Remaja berinisial NF (15 tahun) diduga tega membunuh APA (5) karena terinspirasi dari sebuah film pembunuhan. Peristiwa itu diketahui terjadi di rumah NF di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).

"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3) sore.

Heru mengungkapkan, APA datang ke rumah tersangka. Tersangka kemudian membunuh korban dengan cukup keji, yakni ditenggelamkan ke dalam bak mandi selama lima menit.

"Jadi, si anak (korban) diajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam (bak mandi). Anak itu diangkat dan dimasukan ke dalam bak, baru ditenggelamkan," ungkap Heru.

Kemudian, sambung Heru, tersangka juga mencekik leher korban. Setelah lemas, korban pun diikat dan dimasukkan ke dalam lemari.

Kepada polisi, tersangka mengaku memiliki niat untuk membuang jenazah korban. Namun, tersangka mengurungkan niatnya itu dan memilih untuk menyimpan jenazah korban dalam lemari di kamarnya.

"Setelah (korban) lemas, baru dibawa naik ke atas, didudukkan. Karena (korban) mengeluarkan darah, lalu disumpal pakai tisu dan diikat. Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore, akhirnya disimpan di dalam lemari," papar Heru.

Usai melakukan perbuatan keji itu, keesokan harinya tersangka tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Namun, saat dalam perjalanan menuju sekolah, tersangka memutuskan menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.

"Setelah dicek TKP, ternyata ini wilayahnya Sawah Besar. Dari Polsek Taman Sari menghubungi siber dan melakukan pengecekan, diselidiki bapak Kapolsek (Sawah Besar) dan benar di dalam lemari itu ada mayat," ujar Heru.

Dia menuturkan, hingga saat ini Polsek Sawah Besar, Jakarta Barat, masih menyelidiki kasus tersebut. Polisi juga akan memeriksa kondisi kejiwaan remaja perempuan itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement