Kamis 04 Nov 2021 20:26 WIB

Ribuan Dosis Vaksin Kedaluwarsa Saat Vaksinasi Perlu Dikebut

Pemerintah daerah diminta untuk tidak menunda-nunda proses vaksinasi.

Petugas kesehatan berjalan menuju rumah warga untuk melakukan vaksinasi COVID-19 di Sondakan, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2021). Jemput bola vaksinasi untuk warga tersebut sebagai upaya percepatan Vaksinasi COVID-19.
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas kesehatan berjalan menuju rumah warga untuk melakukan vaksinasi COVID-19 di Sondakan, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2021). Jemput bola vaksinasi untuk warga tersebut sebagai upaya percepatan Vaksinasi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Fauziah Mursid

Habisnya masa berlaku atau kedaluwarsa vaksin Covid-19 terjadi di Jawa Tengah (Jateng). Bupati Kudus Hartopo contohnya, pekan ini mengakui ada vaksin AstraZeneca yang sudah memasuki masa kedaluwarsa sebanyak 4.000 dosis.

Baca Juga

Alokasi vaksin yang diterima tersebut, kata dia, sebanyak 50.000 dosis dari Kementerian Kesehatan pada awal Oktober 2021. Akan tetapi, diterima oleh Pemkab Kudus baru tanggal 12 Oktober 2021 dan batas kedaluwarsanya hingga akhir Oktober 2021.

Dengan sisa waktu selama 13 hari, kata dia, pihaknya mengeklaim sudah mengoptimalkan proses didistribusi ke semua fasilitas kesehatan. Namun, karena sebelumnya beredar pemberitaan soal reaksi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah disuntik vaksin AstraZeneca tersebut, banyak warga yang memilih vaksin lain.

"Akhirnya, kami harus melakukan edukasi terlebih dahulu kepada masyarakat baru mau divaksin dengan AstraZeneca," ujar Hartopo, Rabu (3/11).

Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, kasus vaksin kedaluwarsa juga terjadi di Pekalongan. Pemprov Jateng pun mengambil langkah cepat dengan melakukan pendataan di semua kabupaten/kota untuk mencegah adanya vaksin yang kedaluwarsa.

"Kami harus melakukan pengecekan secepatnya, karena untuk sementara laporan yang masuk dari Pekalongan yang menyatakan 'lempar handuk' menyusul adanya beberapa vaksin yang kedaluwarsa," ujarnya ditemui usai mengunjungi Radio Suara Kudus, Rabu.

"Terkadang, sudah dibagi namun belum disuntikkan. Ada pula sudah disuntikkan tetapi belum tercatat," ujar Ganjar menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement