Selasa 14 Sep 2021 18:52 WIB

Kasus Covid-19 Indonesia yang Terus Membaik

September ini kasus di Indonesia terus melandai, sedangkan kasus dunia masuki puncak.

Wisatawan usai mengunjungi Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (14/9). Taman Impian Jaya Ancol kembali melayani pengunjung yang akan berekreasi mulai 14 September 2021 mulai pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat meski kasus Covid-19 mulai terkendali. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wisatawan usai mengunjungi Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (14/9). Taman Impian Jaya Ancol kembali melayani pengunjung yang akan berekreasi mulai 14 September 2021 mulai pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat meski kasus Covid-19 mulai terkendali. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Haura Hafizhah

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sejak terjadinya gelombang pertama hingga kedua mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan kasus di dunia dan sejumlah negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, dan juga India. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, pada perkembangan di tingkat dunia, kasus Covid-19 saat ini mengalami gelombang ketiga dan kurvanya sudah mulai melandai perlahan. Ketiga puncak kasus ini terjadi pada Januari 2021, April, dan Agustus-September.

Baca Juga

Ia kemudian menjelaskan secara rinci terkait tren perkembangan kasus di sejumlah negara. Di Amerika Serikat yang menjadi penyumbang total kasus positif terbanyak di dunia saat ini tengah mengalami gelombang ketiga dan kurva penambahan kasusnya telah mulai melandai.

Pola kenaikan kasus di AS ini, kata Wiku, mirip dengan pola kenaikan kasus dunia, terutama pada kenaikan kasus pada Januari 2021 dan September 2021. “Terdapat sedikit perbedaan bahwa pada April 2021 kasus Covid-19 dunia mengalami lonjakan, sedangkan di AS mengalami penurunan,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (14/9).

Sementara di Malaysia dan Jepang memiliki pola kenaikan kasus yang serupa dengan dunia, yakni mengalami tiga kali lonjakan kasus pada Januari, April, dan Agustus-September 2021. Saat ini, perkembangan kasus di Jepang sudah mulai menunjukkan penurunan, namun kasus di Malaysia masih berada di puncak kasus ketiga.  

Sedangkan di India, Satgas menilai mengalami perkembangan kasus yang berbeda dari negara-negara lainnya. India mengalami lonjakan kasus pertamanya yakni pada September 2021 di mana negara-negara lain belum mencapai puncak pertama. Namun ketika negara lain mengalami lonjakan kasus di Januari 2021, India justru mengalami penurunan kasus.

Kemudian, kasus kembali mengalami lonjakan sangat signifikan pada April 2021 dan menyumbangkan kasus tertinggi pada periode tersebut. Puncak kasus kedua tersebut mengalami penurunan dan hingga saat ini tren kasus di India menunjukan kurva datar selama 2,5 bulan berturut-turut di saat dunia dan negara lainnya mengalami kenaikan kasus.

Jika dibandingkan dengan pola kenaikan kasus di Indonesia, maka Indonesia mengalami periode puncak kasus pertama yang sama dengan tingkat dunia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Jepang, yakni pada Januari 2021. “Namun uniknya, adalah ketika dunia dan negara lainnya mengalami puncak kedua pada April 2021, Indonesia justru masih terus mengalami pelandaian kasus,” kata Wiku.

Dan ketika Indonesia mengalami puncak kasus kedua di Juli lalu, justru negara-negara lainnya dan dunia tidak mengalami kenaikan. Serta pada September ini kasus di Indonesia terus melandai, sedangkan kasus dunia mengalami puncak ketiga.

Wiku menilai, lonjakan kedua di Indonesia yang terjadi pada Juli lalu dan tidak diikuti dengan lonjakan kasus dunia menunjukkan bahwa meskipun Indonesia mengalami kenaikan kasus yang signifikan, namun tidak cukup signifikan untuk berkontribusi pada kenaikan kasus dunia. Selain itu, ujarnya, lonjakan kasus di Indonesia juga dapat segera ditangani sehingga kurvanya menunjukkan pelandaian hingga saat ini di saat negara lain mengalami lonjakan kasus ketiga.

“Perkembangan yang baik ini sudah sepatutnya kita apresiasi karena menunjukkan ketahanan bangsa kita dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Wiku.

Jika dilihat pada jumlah kasus positif hariannya dan jumlah kasus per 1 juta penduduk, Indonesia memiliki jumlah kasus yang lebih sedikit dibandingkan Amerika Serikat yang juga memiliki jumlah penduduk yang mirip dengan Indonesia. Bahkan, kata Wiku, jumlah tersebut juga masih lebih kecil dibandingkan dengan negara tetangga yang jumlah penduduknya lebih sedikit dari Indonesia.

“Tugas besar kita sekarang adalah mempertahankan kurva yang telah melandai ini,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement