Selasa 11 May 2021 16:32 WIB

Malapetaka dari Tes Acak Ribuan Pemudik yang Positif Covid

Masyarakat diajak memahami esensi dari larangan mudik Lebaran.

Petugas melakukan swab test antigen kepada pengunjung Rest Area 102 A Tol Cipali, Subang, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021). Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat menggelar tes acak rapid antigen bagi pelaku perjalanan di sejumlah titik rest area jalan tol di wilayah Jawa Barat pada masa pelarangan mudik 2021.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Petugas melakukan swab test antigen kepada pengunjung Rest Area 102 A Tol Cipali, Subang, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021). Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat menggelar tes acak rapid antigen bagi pelaku perjalanan di sejumlah titik rest area jalan tol di wilayah Jawa Barat pada masa pelarangan mudik 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Nawir Arsyad Akbar, Sapto Andika Candra, Antara

Tes acak pada pemudik dengan hasil empat ribu orang positif Covid-19 dinilai sebagai kenyataan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia belum sirna. Dalam Operasi Ketupat, ditemukan 4.123 pemudik yang positif Covid-19 dari 6.742 pemudik yang dites secara acak.

Baca Juga

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Laura Navika Yamani, menilai, temuan tersebut menunjukkan kasus Covid-19 cukup banyak di Tanah Air. "Tentunya, ini masih data awal dan sudah menunjukkan kasus yang cukup banyak," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/5).

Kendati demikian, ia menegaskan banyaknya kasus Covid-19 belum bisa dikatakan klaster mudik. Sebab, ia menambahkan, masing-masing individu yang mudik ini dicek secara acak. Padahal, Laura menambahkan, saat ini masih kondisi akan pulang kampung. "Ini bisa berisiko menyebabkan penyebaran kasus (Covid-19)," ujarnya.

Karena itu, Laura berharap masyarakat tetap dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, tidak ada yang tahu kondisi sendiri atau masyarakat terinfeksi Covid-19 atau tidak. Jadi, Laura meminta masyarakat menjalani mudik dan silaturahim dengan tetap menerapkan protokol kesehatan agar menjadi aman.

"Kemudian, pemerintah tetap menyiapkan fasilitas pemeriksaan dan fasilitas kesehatan agar lebih siap dengan kemungkinan penambahan kasus yang akan terjadi," ujarnya.

Laura menambahkan, peningkatan kasus usai mudik dan Lebaran bisa dilihat H+14 setelah Idul Fitri. Jadi, potensi peningkatan kasus dalam beberapa pekan ke depan yang harus dipersiapkan. Karena, jika penanganannya tidak siap, dia melanjutkan, akan berisiko tingkat kematian yang meningkat juga. "Kita tidak berharap demikian," katanya.

Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar mengaku prihatin dengan hasil yang menunjukkan 4.123 orang pemudik dinyatakan positif Covid-19. Berkaca dari hasil tersebut, ia meminta masyarakat untuk tidak memaksakan diri mudik dan lebih memilih merayakan Idul Fitri di rumah.

"Tolong jangan memaksakan diri, lihatlah kejadian di India, jangan sampai apa yang terjadi di India juga terjadi di Indonesia. Patuhi imbauan pemerintah untuk tidak mudik," ujar pria yang akrab disapa Gus Ami itu, Selasa (11/5).

Ia meminta aparat di lapangan meningkatkan pengawasan. Sebab, di sejumlah titik arus mudik, terlihat tumpukan pemudik yang masih mencoba menerobos penjagaan kepolisian.

"Petugas di lapangan harus tegas, jangan melunak. Bila perlu ditambah petugas di lapangan. Sebab, kalau masih banyak yang dibiarkan lolos, nantinya yang lain pun akan ikut menerobos," ujar Gus Ami.

Sebelumnya, tes acak dilakukan dengan antigen atau PCR kepada 6.742 pemudik yang dilakukan di 381 lokasi oleh Polri melalui Operasi Ketupat. Hasilnya, didapat 4.123 orang di antaranya positif Covid-19. Angka ini mewakili lebih dari separuh pemudik yang dilakukan random testing.

"Konfirmasi positifnya 4.123 orang. Dan, dilakukan isolasi mandiri 1.686 orang dan dirawat 75 orang," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Senin (10/5).

Selain melakukan random testing terhadap pemudik, aparat kepolisian juga melakukan pemeriksaan terhadap 113.694 kendaraan di titik-titik penyekatan. Dari angka tersebut, 41.097 di antaranya diminta memutar balik kembali ke asal perjalanan. Polri juga menemukan pelanggaran oleh 346 travel gelap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement