Ahad 07 Nov 2021 14:44 WIB

Kecelakaan Vanessa Angel: Pengamat: Jalan Tol tak Aman

Jalan tol yang aman, di tengah berupa rumput 2x5 meter dengan kelandaian 5 persen.

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas mengevakuasi mobil Pajero nopol B 1264 BJU yang ditumpangi artis Vanessa Angel dan keluarganya usai mengalami kecelakaan di ruas tol Jombang-Mojokerto KM 672 arah Surabaya di Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).Kecelakaan tersebut menewaskan Vanessa Angel dan suaminya Febri Ardiansyah, sementara tiga orang penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Petugas mengevakuasi mobil Pajero nopol B 1264 BJU yang ditumpangi artis Vanessa Angel dan keluarganya usai mengalami kecelakaan di ruas tol Jombang-Mojokerto KM 672 arah Surabaya di Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).Kecelakaan tersebut menewaskan Vanessa Angel dan suaminya Febri Ardiansyah, sementara tiga orang penumpang lainnya mengalami luka-luka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan maut di Tol Jombang, Jawa Timur, yang dialami artis Vanessa Angel dan suaminya Febri Ardiansyah memberikan makna tersendiri bagi Pemerhati konstruksi jalan raya dan jalan KA Gatot Rusbintardjo. Menurut Gatot, pengerasan jalan dengan beton semen memiliki skid resistance yang kecil.

Gatot menjelaskan, perkerasan jalan dibuat dari perkerasan kaku yaitu dengan beton semen. "Padahal, perkerasan dengan beton semen tidak mempunyai skid resistance atau kecil skid resistance-nya. Skid resistance adalah daya cengkeram ban dengan permukaan perkerasan jalan," kata Gatot.

Baca Juga

Karena skid resistennya kecil atau bahkan nol, ia menjelaskan apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem maka mobil tidak segera berhenti. Sebab, dia melanjutkan, tidak ada  daya cengkeram yang  memadai antara ban dan permukaan perkerasan jakan. Akhirnya, mobil akan meluncur cukup jauh sebelum berhenti. Sehingga, sering terdengar mobil menabrak truk atau mobil lain yang ada  di depannya.

"Artinya jalan beton bukan jalan untuk kecepatan tinggi. Sehingga, salah membangun jalan tol dengan perkerasan kaku," ujarnya.

Persoalan semakin ditambah dengan di tengah jalan tol diberi pembatas dinding beton yang tebal dan kokoh. Akibatnya, dia melanjutkan, jika ada mobil yang selip atau kemudinya berbelok maka akan menabrak tembok beton dan karena kecepatannya tinggi maka akibatnya fatal.

Ini seperti yang dialami mobil Vanessa Angel dan juga dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) beberapa waktu yang lalu. Oleh karena itu, ia merekomendasikan, jalan tol yang aman di tengahnya (mediannya) harus berupa rumput dengan lebar minimal 2x5 meter dengan kelandaian 5 persen.

"Itu sama seperti Jalan Tol Jagorawi saat awal dibuat. Dengan demikian jika ada sopir mengantuk atau mobil pecah ban, mobil tidak menabrak tembok beton, tetapi meluncur diatas rumput yang landai dan akhirnya berhenti dengan selamat," ujarnya.

Selain itu, ia mengingatkan, jalan tol di Indonesia adalah jalan yang tidak aman terutama untuk kecepatan tinggi. Ia meminta pengendara taati rambu pembatas kecepatan.

Baca juga : Polisi Tunggu Rekomendasi Dokter untuk Periksa Sopir Vanessa

"Jangan bangga dapat menempuh waktu 3,5 jam dari Semarang, Jawa Tengah ke Surabaya, Jawa Timur. Tapi banggalah dapat membawa keluarga dengan selamat dari Semarang ke Surabaya walaupun harus ditempuh dalam waktu lebih dari 4,5 jam," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement