Ahad 26 Jun 2022 15:40 WIB

Pahami Tahapan Melakukan Riset di Bidang Ilmu Komunikasi

Mahasiswa harus lebih kritis terhadap fenomena yang ada disekitarnya

 Program studi (prodi) Public Relations (Humas), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses menggelar agenda rutin berupa webinar dengan tema bertajuk ‘Riset Komunikasi’. Kegiatan ini digelar secara daring melalui zoom, pada Rabu (22/6/2022) silam.
Foto: istimewa
Program studi (prodi) Public Relations (Humas), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses menggelar agenda rutin berupa webinar dengan tema bertajuk ‘Riset Komunikasi’. Kegiatan ini digelar secara daring melalui zoom, pada Rabu (22/6/2022) silam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Program studi (prodi) Public Relations (Humas), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses menggelar agenda rutin berupa webinar dengan tema bertajuk ‘Riset Komunikasi’. Kegiatan ini digelar secara daring melalui zoom, pada Rabu (22/6/2022) silam. 

 Ita Suryani selaku Kaprodi Public Relations Universitas BSI dalam sambutannya mengatakan, mahasiswa harus lebih kritis terhadap fenomena yang ada disekitar guna menumbuhkan kepekaan dalam melakukan sebuat riset, terlebih lagi riset komunikasi.

Baca Juga

“Seminar ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa tentang bagaimana metode atau tahapan dalam menjalankan sebuah riset. Kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan intelektual mahasiswa terlebih mereka yang sedang menjalankan penelitian tugas akhir,” kata Ita dalam rilis Ahad (26/6/2022). 

Dr. Emilia Bassar sebagai CEO CPROCOM yang hadir sebagai narasumber, menjelaskan tentang tahapan dan metode riset komunikasi serta pengalamannya dalam menjadi researcher atau peneliti nasional. 

“Riset adalah menemukan hubungan diantara fenomena melalui analisis yang akurat, sistematik dan logis yang diawali dengan observasi atau melakukan survei guna mendapatkan informasi diawal riset, kemudian riset dijalankan dengan proses ilmiah berdasarkan logika yang relevan,” ungkap Emilia. 

Ia menambahkan, bahwa riset harus tersusun secara sistematis dan terstruktur dengan melihat metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Kemudian jika sudah benar metodenya, di uji validitasnya. Misal dengan melakukan focus group discussion (FGD) untuk mengonfirmasi hasil validitasnya.

“Dapat disimpulkan bahwa SMART Objektif sangat membantu dalam riset pada ranah ilmu komunikasi, karena mendorong pengukuran dan evaluasi sebagai komponen inti dari proses perencanaan suatu program/kegiatan. Barcelona Principle 3.0 yang sudah menjadi bagian dari kerja Public Relation (PR). Barcelona principles 3.0 ini merupakan pendekatan yang lebih bulat dan holistik untuk pengukuran PR untuk menggabungkan praktik yang berubah. Prinsip Barcelona memberikan pedoman praktik terbaik untuk mengukur seberapa baik upaya PR bekerja,” tutupnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement