Selasa 30 Nov 2021 19:54 WIB

Alumni Universitas BSI Tasikmalaya Jadi Website Developer

Era revolusi industri 4.0, membuat dunia programming semakin meningkat

Nurholis Majid, alumni Program Studi (prodi) Sistem Informasi (SI) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya tahun 2018 sukses berkarier sebagai website developer di perusahaan WIT Indonesia.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Nurholis Majid, alumni Program Studi (prodi) Sistem Informasi (SI) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya tahun 2018 sukses berkarier sebagai website developer di perusahaan WIT Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Era revolusi industri 4.0 saat ini, membuat dunia programming semakin meningkat seiring kemajuan teknologi. Kemunculan startup dan perusahaan teknologi menjadikan profesi programmer sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Programmer merupakan seorang yang menulis kode atau coding guna menciptakan software yang telah diinstruksikan agar dipahami oleh komputer.

Nurholis Majid, alumni Program Studi (prodi) Sistem Informasi (SI) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya tahun 2018 sukses berkarier sebagai website developer di perusahaan WIT Indonesia. Nurholis mengaku, menjadi seorang programmer merupakan mimpinya sejak lama. Sehingga dengan mantap ia memutuskan untuk berkuliah di Universitas BSI kampus Tasikmalaya, jurusan Sistem Informasi.

Baca Juga

“Menjadi seorang programmer adalah mimpi saya sejak lama, dan ini juga alasan kenapa saya kuliah di kampus Universitas BSI kampus Tasikmalaya dan mengambil jurusan sistem Informasi. Universitas BSI telah dikenal sebagai kampus yang memiliki pembelajaran praktik lebih banyak ketimbang teori. Sehingga aku bisa fokus mendalami dunia programming,” ungkap Nurholis dalam keterangan pers, Selasa (30/11).

Menurutnya, menjadi seorang programmer bukanlah hal yang mudah untuk diraih. Banyak pelajaran yang harus dikuasai guna meningkatkan skill coding agar terus berkembang. Tak hanya mempelajari coding di bangku perkuliahan, Nurholis aktif mengikuti berbagai bootcamp programming dan mencoba membuat proyek programming bersama temannya untuk menambah skill programmingnya.

“Untuk menambah jam terbang dalam dunia pemrograman, saya tidak hanya belajar di bangku kuliah saja. Haus ilmu, saya sering mengikuti bootcamp programming dan membuat proyek programming demi menambah wawasan dan pengalaman. Akhirnya pada tahun 2019 saya mencoba melamar di salah satu perusahaan jasa programming yaitu WIT Indonesia, dan diterima menjadi seorang website developer,” ujarnya.

Nurholis menambahkan bahwa, menjadi seorang programmer itu harus memiliki jam terbang yang banyak, semakin banyak jam terbang dalam membuat proyek, semakin meningkat pula kemampuan dan skill di dunia programming. Wawasan dan ilmu baru juga harus up to date secara berkala, karena kemajuan teknologi setiap harinya selalu mengalami kemajuan yang signifikan. Ketinggalan satu informasi saja akan membuat seorang programmer menjadi orang yang kudet (kurang update).

Sementara itu, Dini Silvi Purnia selaku Koordinator BSI Career Center (BCC) Universitas BSI kampus Tasikmalaya mengungkapkan bahwa, lulusan Universitas BSI kampus Tasikmalaya telah banyak berkarier menjadi seorang programmer dan analis sistem.

“Dalam Pencarian jati diri mahasiswa kita, sebagai Lembaga Career Universitas BSI, tidak akan memaksakan skill dan potensi mereka, tetapi hanya mengarahkan dan menjembataninya. Sehingga ketika lulusan kita ingin menjadi programmer, tugas kami untuk mengarakan mereka, tidak sedikit dari lulusan kami yang terserap di perusahaan-perusaan IT dan Software house sebagai seorang Programmer dan Analis Sistem, dan tetap kita fasilitasi,” tutup Dini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement