Selasa 19 Aug 2014 17:30 WIB

Rusia-Ukraina Sepakat Soal Bantuan

Red:

BERLIN-- Rusia mengungkapkan, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Ukraina timur tak lagi menjadi masalah. Semua pertanyaan mengenai isu ini telah terselesaikan, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers di Berlin, Jerman, Senin (18/8).

Menurut Lavrov, ini merupakan salah satu hasil dari pertemuan empat menteri luar negeri di Berlin. Pertemuan yang melibatkan Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman itu berlangsung sejak Ahad (17/8). Rusia mengirimkan 280 truk bantuan ke Ukraina timur.

Truk-truk itu membawa makanan, air, dan obat-obatan. Menurut Lavrov, semua telah disepakati Ukraina dan Palang Merah Internasional (ICRC). Konvoi truk dalam beberapa hari terakhir diparkir dekat perbatasan Ukraina.

Sebelumnya, Ukraina dan Barat menentang bantuan kemanusiaan itu. Mereka beralasan, bantuan hanya dijadikan kedok bagi Rusia untuk memasok senjata kepada separatis Ukraina yang kini posisinya sedang di ujung tanduk. Tapi, Rusia membantah tuduhan itu.

Lavrov menggambarkan situasi di Ukraina timur, khususnya Donetsk dan Luhanks sebagai sebuah bencana kemanusiaan. Karena itu, gencatan senjata dibutuhkan para warga sipil seiring semakin gencarnya serangan pasukan Ukraina ke wilayah itu.

Meski demikian, Lavrov mengaku, masih ada persoalan tersisa. Kami tak bisa melaporkan kemajuan positif dalam proses gencatan senjata dan proses politik untuk menyelesaikan konflik di Ukraina, kata dia menegaskan.

Rusia berulang kali menegaskan, tak punya rencana menginvansi Ukraina. Lavrov membantah negaranya membantu oposisi Ukraina melakukan perlawanan bersenjata. Penguatan militer di sepanjang perbatasan juga tak bertujuan mengancam negara tetangganya itu.

Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Kimklin mengatakan, pembicaraan dengan Rusia memang tak mudah. Tapi, ia menekankan, Penting untuk menghentikan aliran senjata dan tentara bayaran dari Rusia, katanya melalui akun Twitter, seperti dikutip Guardian.

Menurut Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, tujuan pertemuan di Berlin mencapai kesepakatan gencatan senjata dan mencegah lebih banyak korban jiwa berjatuhan. Ini perundingan sulit, tetapi sudah ada kemajuan dalam beberapa hal.

Sementara itu, pasukan Ukraina berhasil masuk ke basis oposisi bersenjata. Ini ditandai dengan pengibaran bendera nasional di sebuah markas kepolisian di Kota Luhansk. Dalam beberapa bulan terakhir, oposisi memegang kendali wilayah ini.

Pemerintah Ukraina mengatakan, ini sebuah pencapaian besar dalam salah satu upaya menggusur oposisi pro-Rusia. Juru Bicara militer Ukraina Andriy Lysenko menjelaskan, pasukan pemerintah menyerang oposisi di Luhansk pada Sabtu.

Mereka berhasil mengambil alih markas kepolisian di Zhovtneviy, Luhansk. Mereka kemudian mengibarkan bendera di sana, katanya. Tapi, oposisi tetap berjuang keras mempertahankan Luhansk. Mereka mempercepat aliran senjata dan personel yang pernah latihan militer di Rusia. rep:gita amanda/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement