Selasa 19 Aug 2014 15:40 WIB
sudut pandang

Wanita 'Berpengaruh' Itu (Akhirnya) Undur Diri

Red: operator

Oleh:Nidia Zuraya  -- Galaila Karen Agustiawan merupakan satu dari sekian banyak perempuan Indonesia yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, khususnya bidang perminyakan dan gas (migas). Sejarah juga mencatat hingga saat ini dia menjadi satu-satunya perempuan yang pernah memimpin raksasa migas Indonesia, PT Pertamina (Persero).

Sebelum Karen, begitu ia biasa disapa, ditunjuk sebagai direktur utama Pertamina pada 2009, perusahaan migas pelat merah ini selalu dikuasai oleh kaum pria. Pada 1996, pimpinan tertinggi Pertamina dipegang oleh Soegijanto. Dua tahun kemudian, Martiono Hadianto terpilih sebagai direktur utama, dilanjutkan oleh Baihaki Hakim (2000), Ariffin Nawawi (2002), Widya Purnama (2004), dan Ari Hernanto Soemarno (2006).

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Aditya Pradana Putra/Republika

Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan.

 

Meski menjadi satu-satunya perempuan yang pernah memimpin Pertamina, catatan karier Karen selama enam tahun di pucuk pimpinan Pertamina tak kalah cemerlang. Berbagai pembaruan dilakukan perempuan kelahiran Bandung 56 tahun lalu itu bagi perusahaan minyak nasional Indonesia tersebut.

Alhasil, dalam lima tahun terakhir, kinerja Pertamina cukup cemerlang. Laba bersih perusahaan meningkat hampir 97 persen dibandingkan laba tahun 2009 yang tercatat sebesar 1,55 miliar dolar AS. Produksi migas Pertamina pada 2013 juga naik menjadi 465.220 barel minyak per hari, naik dibandingkan 2012 sebesar 461.630 barel minyak per hari. Pada sektor gas, produksi Pertamina meningkat 147 persen pada 2013 menjadi 33,8 ribu bbtu dari tahun sebelumnya sebesar 23,1 ribu bbtu.

Semua kerja keras ibu tiga anak ini dilakukan demi mewujudkan cita-citanya, yakni membawa Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia pada 2025. Karen juga dinilai berhasil membawa Pertamina menduduki peringkat 122 Fortune Global 500. Pada 2013, Pertamina tetap bertahan sebagai salah satu perusahaan berkinerja cemerlang versi Fortune.

Karen membawa Pertamina melakukan langkah terobosan, seperti mengubah visi menjadi World Class National Energy Company dan membentuk direktorat gas. Karen juga dinilai lebih agresif meningkatkan kinerja perusahaan melalui rencana pembangunan dan peningkatan kapasitas kilang dan menjaga pertumbuhan produksi minyak rata-rata 6,6 persen per tahun dalam lima tahun terakhir.

Atas raihan prestasinya selama memimpin Pertamina, Karen pun banyak diganjar berbagai penghargaan di dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2013 dan 2014, dia didapuk sebagai salah satu dari 50 tokoh wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Fortune.

Fortune menilai Karen berhasil mengelola Pertamina dengan membukukan pendapatan sebesar 70 miliar dolar AS dengan laba bersih 2,7 miliar dolar AS pada 2012. Laba bersih itu naik 15 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi tertinggi dalam sejarah perusahaan.

Sepanjang 2013, Pertamina berhasil membukukan total pendapatan sebesar 71,1 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan 2012. Laba bersih pada 2013 meningkat 11 persen menjadi 3,07 miliar dolar AS.

Selain penghargaan dari majalah Fortune, pada tahun 2012, Karen berhasil menempati urutan teratas daftar 50 wanita pelaku bisnis paling kuat di Asia versi majalah bisnis Forbes. Di perpanjangan masa jabatannya yang kedua sebagai direktur utama Pertamina, srikandi migas Indonesia ini akhirnya memutuskan untuk mundur dan melepaskan posisinya sebagai orang nomor satu di perusahaan migas pelat merah tersebut.

Banyak pihak menilai pengunduran diri Karen ini karena yang bersangkutan tidak kuat menghadapi tekanan dan ketidaktegasan pemerintah. Mungkin pendapat ini ada benarnya. Karena, bagaimanapun Karen berhasil mengubah wajah Pertamina menjadi 'lebih baik'.

Namun, toh sebagai perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai negara, berbagai kepentingan dan intrik politik tetap akan mewarnai perjalanan Pertamina. Jadi, siapa pun pengganti Karen, dia harus siap menghadapi kedua hal itu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement