Senin 18 Aug 2014 17:21 WIB

Separatis Ukraina Kembali Susun Kekuatan

Red:

DONETSK — Kelompok perlawanan di Ukraina mengaku bakal memperoleh perlengkapan militer baru. Ribuan personel bersenjata yang dilatih di Rusia juga siap bergabung. Kekuatan ini diandalkan untuk menyerang balik pasukan Ukraina.

Saat ini, kelompok perlawanan di Ukraina timur melemah dan Ukraina diyakini tak lama lagi mengalahkan mereka. Namun, tambahan kendaraan militer dan pasukan akan membuat pasukan perlawanan mereka kuat kembali.

Alexander Zakharchenko, pemimpin kelompok perlawanan di Donetsk, menyatakan, akan ada kiriman 150 kendaraan lapis baja, termasuk 30 tank. "Ada 1.200 personel yang dilatih selama empat bulan di Rusia," ujar Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk itu, Sabtu (16/8).

Mereka bergabung dalam situasi yang sangat menentukan. Namun, dalam video direkam pada Jumat (15/8), Zakharchenko tak menyebutkan dari mana kendaraan militer itu berasal. Barat dan Ukraina tetap mencurigai Rusia sebagai pemasoknya.

Selama ini, Rusia mendanai dan mempersenjatai perlawanan di Ukraina timur. Pada hari yang sama, melalui laman berita mereka, kelompok perlawanan menyatakan menewaskan 30 personel pasukan pemerintah di Luhansk, salah satu wilayah yang dikuasai kelompok perlawanan.

Namun, pernyataan itu dibantah juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko. Menurutnya, militer Ukraina justru berhasil membidik beberapa pesawat nirawak dan sebuah helikopetr Rusia yang memasuki wilayah udara secara tak sah.

Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin meminta NATO dan Uni Eropa (UE) menyediakan dukungan militer. "Jika kami mendapatkan bantuan, akan lebih mudah bagi pasukan kami untuk bertindak," katanya kepada radio Jerman, Deutschlandfunk.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dalam pembicaraan telepon, Sabtu, sepakat menghentikan aliran senjata ke kelompok perlawanan. Sehari sebelumnya, Ukraina mengklaim menghancurkan sebagian kendaraan lapis baja Rusia.

Kendaraan itu  memasuki perbatasan tanpa izin. Akan tetapi, Rusia menganggap itu hanya bualan Ukraina. Rusia menyatakan, tak mungkin kendaraan lapis baja mereka melewati negara lain. Selain Merkel, Wakil Presiden AS Joe Biden menyampaikan dukungan kepada Poroshenko.

Rusia ia anggap tak konsisten dengan kesepakatan memperbaiki kondisi kemanusiaan di Ukraina timur. Sebab, sampai saat ini, Rusia masih mendukung kelompok perlawanan. Pada Ahad (17/8) berlangsung pertemuan antara menteri luar negeri Prancis, Ukraina, Jerman, dan Rusia di Berlin, Jerman. Mereka berharap ini langkah pertama menuju perundingan damai. rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement