Senin 18 Aug 2014 06:42 WIB

Christian Hadinata: Indonesia Paceklik Pemain Tunggal

Christian Hadinata
Foto: Republika
Christian Hadinata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda bulu tangkis Christian Hadinata mengakui jika saat ini Indonesia paceklik pemain tunggal baik putra maupun putri. Karena itu diharapkan segera bangkit demi mengejar ketertinggalan dengan negara lain.

"Dulu Indonesia terkenal dengan pemain tunggalnya. Tapi saat ini belum bisa memunculkan pemain baru lagi," kata Christian Hadinata di sela pengumuman proses Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2014 di Jakarta.

Menurut Christian, dengan adanya proses audisi beasiswa dari PB Djarum ini diharapkan bisa mendapatkan bibit-bibit pemain tunggal potensial yang selanjutnya akan dibimbing oleh jajaran pelatih potensial demi menjadikan pemain handal.

"PB Djarum sejak dulu terkenal dengan pemain tunggalnya. Kami ingin pemain hasil audisi bisa berprestasi lebih tinggi," kata pria yang saat ini menjadi tulang punggung pembinaan di Pelatnas Cipayung itu.

Persatuan bulutangkis yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah itu sejak dulu menelurkan pemain tunggal handal mulai dari Liem Swie King, Christian Hadinata, Ardy B Wiranata, Alan Budi Kusuma, Ivana Lie, Yuni Kartika hingga Hariyanto Arby. 

Untuk saat ini sebenarnya sudah menelurkan pemain muda seperti Dionisius Hayom Rumbaka serta pemain hasil audisi yaitu M. Bayu Pangisthu. Hanya saja untuk segi prestasi masih unggul dari nomor ganda seperti Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad maupun Muhammad Ahsan.

"Saya berharap Bayu bisa mengikuti jejak senior-seniornya. Yang jelas, pemain harus bermental tangguh, pantang menyerah dan bermental juara," kata Christian menegaskan.

Pernyataan sama dikatakan Team Manager PB Djarum Fung Permadi. Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir terjadi kevakuman terutama dalam menelurkan pemain tunggal potensial baik dari sektor putra dan putri, 

"Hingga saat ini kami terus meraba-raba. Banyak pihak dilibatkan. Proses audisi ini juga sebagai salah satu media untuk menjaring pemain-pemain potensial," katanya.

Menurut Fung, untuk membentuk pemain handal kelas dunia dibutuhkan waktu yang panjang yaitu sekitar tujuh tahun. Itupun didalamnya pasti terdapat halangan yang membuat proses pembinaan kurang maksimal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement